Jin



By: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com/

Masyarakat Indonesia sudah lama akrab dengan jin,sama akrabnya dengan celana blue jean..Kalau ada tempat yang dipandang masih angker mereka berkata, itu tempat jin buang anak. Banyak”tokoh” dicurigai mempunyai khadam (pelayan) jin. Di perkotaan bahkan pernah diramaikan adanya transaksi jual beli jin. Benarkah ?

Bagi orang Islam setiap hari dianjurkan untuk membaca a`uzu billahi min as syyaithon ar rojim., yang artinya aku berlindung kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk. Dalam al Qur’an surat annas disebutkan bahwa kekuatan kejahatan syaitan itu ada pada jin dan manusia, minal jinnati wan naas. Bahkan satu surat dalam al Qur’an bernama surat al jinn Disebutkan dalam al Qur’an Nabi Adam terusir dari sorga gara-gara jebakan iblis. Nabi (Raja) Sulaiman juga pernah dikecoh oleh jin. Kisah-kisah dalam hadis dan dalam kitab kuning, terutama kitab tasawwuf sarat dengan uraian yang menyebutkan karakteristik jin dan syaitan. Di ”lapangan” banyak sekali kisah yang menyebutkan pergaulan atau interaksi manusia dengan jin dan syaitan. Sesungguhnya bagaimana duduk soalnya ?

Tuhan sebagai Sang Pencipta (khaliq) menciptakan alam ini semua yang disebut makhluk (asalnya makhluq). Makhluk ciptaan Tuhan itu bermacam-macam, ada benda mati dan ada benda hidup, yang hiduppun ada yang bernyawa dan ada yang tidak bernyawa. Nah makhluk yang bernyawa ada yang berfisik dan ada makhluk halus. Makhluk bernyawa yang berfisik ada yang berakal (manusia) dan ada yang tidak berakal (hewan). Semua makhluk halus masuk kategori jin, karena jin artinya sesuatu yang tidak nampak atau gelap, maka gelapnya malam disebut junun allail, orang gila yang gelap akal disebut majnun. Nah malaikat itu mahluk halus juga tetapi ia tidak gelap karena diciptakan dari cahaya. Iblis adalah makhluk halus jenis syaitan. Bible menyebutnya satan atau balzebul.

Dari segi syari`at, manusia dan jin adalah makhluk yang mukallaf, makhluk yang diamanati tugas oleh Tuhan, dan diberi implikasi punishment atau reward, jika taat masuk surga, jika durhaka masuk neraka. Malaikat tidak mukallaf, mereka hanya bisa menjalankan tugas tanpa pilihan. Syaitan dan iblis sudah mengambil pilihan untuk menjadi oposisi, yaitu menyesatkan manusia dan jin untuk diajak ke neraka. Dari segi kualitas (potensi kejahatan), syaitan bisa berujud manusia bisa juga jin.

Manusia sebagai makhluk berfisik tidak bisa menghilang (menjadi jin), tetapi jin,syaitan dan malaikat dalam berkomunikasi dengan mansia bisa mewujudkan dirinya seperti makhluk berfisik sesuai dengan kebutuhan komunikasi, bisa berupa orang cantik untuk menggoda,bisa berbentuk makhluk serem untuk nakut-nakuti.

Menurut hadis Nabi, ada tiga kategori jin, pertama yang berujud ular,kala jengking dan sebangsanya. Kedua yang berujud seperti angin, dan ketiga yang berujud seperti manusia dan mukallaf. Karena status jin yang mukalaf itu maka jin ada yang baik dan ada yang jahat, ada yang mukmin dan ada yang kafir. Sesama makhluk mukallaf, manusia dimungkinkan untuk komunikasi dengan jin, bertukar informasi, dan bekerja sama. Bahkan kita sering dengar ada orang yang punya ajudan (khadam) jin.. Bagi orang yang punya khadam jin maka ia bisa menyuruhnya untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu, jadi satpam dirumah, mengambil atau mengirim sesuatu dari dan ke tempat yang jauh, bisa juga untuk menutupi orang dari penglihatan orang lain (menghilang) dan sebagainya.

Pengalaman dengan jin

Sewaktu saya kecil di kampung, sudah menjadi keyakinan warga bahwa di masjid kuno milik kakek saya ada jin yang tinggal di masjid. Kata orang yang sudah dewasa waktu itu, jin terkadang ikut makmum di belakang orang yang sedang salat tahajud. Jika ada yang tidur di dalam masjid dan auratnya tersingkap,maka jin akan memindahkan orang itu keluar masjid, terkadang di dekat kolam wudu, terkadang di kuiburan yang berada di sebelah masjid.

Sewaktu tahun 1965 saya menjadi merbot masjid di Jl. Sunan Giri Rawamangun (letaknya persis berbatasan dengan kuburan), semula saya tidak peduli kata-kata orang yang mengatakan di masjid itu ada Qorin, yakni nama jin yang sering membuat orang kesurupan. Tetapi pada suatu hari ternyata sayapun digodanya. Ketika itu hati saya sedang gundah gulana karena putus pacar. Karena tidur saya memang di masjid, saya salat malam dan mengadu kepada Tuhan, kenapa setiap gadis yang saya suka mereka menolak, dan setiap gadis yang mendekati saya,saya justeru tidak tertarik. Ketika saya sedang menengadahkan tangan berdoa, tiba-tiba tangan saya ditarik oleh kekuatan gaib. Saya sadar,ini pasti ulah jin’ Untuk menetralisir kekuatan Jin jika ia jin jahat,maka saya terus menerus membaca ayat kursi. Ternyata saya ditarik oleh tangan sendiri untuk mengelilingi masjid dua kali,kemudian naik ke menara, kemudian ambil celurit, turun kemudian menggali tanah di dekat menara. Dari tanah galian, tangan saya cekatan sekali menseleksi tanah,kemudian tangan saya spontan menggosok- gundungan tanah yang sudah ada di lantai, dan dari gosokan tanah itu terpegang satu batu akik yang sangat menarik. Melalui gerakan yang aneh saya bisa mengambil kotak korek api , membuang isinya dan memasukkan btu akik itu ke dalam kotak korek api, lalu saya dibawa naik ke menara,menaroh kotak korek api itu di bawah bantal dan saya langsung tertidur.

Seperti biasanya paginya saya bangun subuh, azan dan mengimami salat jamaah. Ketika saya kembali ke kamar di menara masjid, saya teringat batu akik semalam, saya ambil,saya perhatikan. Sangat menarik keindahan batu akik itu, tetapi saya sadar, batu itu adalah mainan jin, maka saya ambil keputusan, saya buang agar tidak ketemu lagi dengan si Qarin.

Pengalaman kedua; adik kakek saya memang punya khadam jin. Dia memang sering dipandang sakti oleh orang,karena mampu menunjukkan keajaiban-keajaiban, misalnya menghilang,menemukan barang hilang, menemukan orang hilang, menolak santet,bahkan kadang-kadang main-main dengan harimau yang dipanggil. Kepada saya sebagai cucu, ia ceritera apa adanya. Katanya ia kenal dengan jin itu ketika masih berusia 9 tahun. Ceriteranya ia dilempar ke jurang yang sangat dalam dan gelap oleh orang yang sedang mencari jimat. Maksudnya memang supaya mati. Tetapi di jurang gelap itu katanya ia ditolong oleh orang yang ternyata jin. Sejak itu jin itu seperti menjadi ajudannya. Belakangan ketika sudah tua, ia sering mengeluh tentang jinnya itu. Katanya ia ingin furqah (cerai) tetapi tidak bisa. Ia merasa terganggu karena dalam keadaan sakitpun kakek masih harus menjalankan tugas sebagai bagian dari kontraknya dengan jin ajudannya.

Lain lagi pengalaman pak Jenderal Bardosono, almarhum,bekas Ketua Umum PSSI. Ketika sedang menjalankan ibadah haji,bertiga mereka memburu salat jamaah di masjidil Haram, tetapi terlambat,maka mereka bertiga mampir salat di salah satu masjid di kota Makkah. Pak Bardosono tidak tahu bahwa masjid itu sudah lama disebut orang sebagai masjid Jin. Mereka salat hanya bertiga. Ketika imam takbir, tiba-tiba datang banyak orang ikut berjamaah disamping dan di belakangnya. Pak Bardosono cs berfikir mereka adalah masyarakat sekitar. Ketika usai salam,seperti biasa PakBardosono menyalami jemaah di kiri kanannya.Tiba-tiba semua orang yang banyak itu menghilang. Spontan mereka bertiga merinding lalu lari keluar masjid. Waktu dikonfirmasi wartawan Tempo,pak Bardosono mengatakan,saya kan jenderal masa lari ketakutan, malu dong, saya jalan tetapi jalannya cepat.

No comments: