Kejutan hari ini... !!

My MoM join FaceBook !!!

oh my God.. !! I love it..... :)

Tips for today - Lampu ajaib


buat yang masih ada rencana mudik atau silaturahim dengan sanak saudara dan terpaksa meninggalkan rumah semalaman dalam keadaan kosong, ada baiknya di teras rumah di pasang 'rumah' lampu yang ada sensor cahayanya. di carrefour harganya hanya 25.000 rupiah. lampu ini akan menyala sendiri jika malam hari (sekitar jam 1815) dan padam sendiri jika hari sudah pagi (sekitar jam 6). bekerja dengan mendeteksi sinar matahari. lebih baik sedikit berjaga-jaga dari pada meninggalkan rumah dalam keadaan gelap gulita dan mungkin bisa mengundang maling datang.

Dari Niel Saphira utk tambahan info: alat ini akan bekerja lebih baik jk sekelilingnya tdk ad halangan.spt pohon yg rindang.krn klo rmh kita tipe rmh dgn byk pohon rindang, akn agak sulit.krn sinar matahari yg tertahan.bisa2 smp jam 8 pg lampu msh akn menyala.begitu jg klo sore..krn rindang/glp..jd kadang lampu sdh nyala. pdhl msh jm 4 misalny.& jg akn menyala klo mendung/ mau hjn.biarpun hjn nya jam 12 siang..! (pengalaman pribadi) :-)

Missing Husband Report


A lady went to the police station to file a report for her missing Husband:

Lady: I lost my Husband
Inspector: What is his height
Lady: I never noticed
Inspector: Slim or healthy
Lady: Not slim can be healthy
Inspector: Colour of eyes
Lady: Never noticed
Inspector: Colour of hair
Lady: Changes according to season
Inspector: What was he wearing
Lady: Suit/casuals I don’t remember exactly
Inspector: Was somebody with him..????
Lady: Yes my Labrador dog, Calvin, tied with a golden chain,
height 30 inches, healthy, blue eyes, blackish brown hair,
his left foot thumb nail is slightly broken, he never barks,
wearing a golden belt studded with blue balls, he likes
non veg food, we eat together, we jog together….

And the lady started crying…..

Inspector: Let’s search for the dog first..!!!!

Kapan kita boleh menyerah?

”Habis gelap, terbitlah terang,” demikian Ibu Kartini memesankan. Setiap situasi sulit, pasti ada akhirnya. Masalahnya, kita sering tidak tahu kapan kesulitan itu akan berakhir sehingga tidak mudah untuk memutuskan apakah harus menyerah dan berhenti sampai disini saja, ataukah kita mesti bertahan ’sebentar’ lagi? Jika berhenti, boleh jadi kita kehilangan momentum karena bisa saja sebenarnya kita sudah berada pada ’detik-detik’ menjelang akhir itu. Tapi, kalau harus terus, sampai kapan?

Anda tentu tahu bahwa kemajuan teknologi memungkinkan kita menggunakan ban mobil tanpa ban dalam. Ban sejenis itu bernama ’Tubeless Tyre’. Namun, lidah ketimuran kita lebih mudah menyebutnya sebagai ban cubles, alias ban tanpa ban dalam. Kekaguman saya terhadap ban cubles seolah tidak pernah habis-habisnya. Pertama karena dia mengajari kita untuk mengubah paradigma. Semula, yang namanya ban, ya mutlak mesti ada ban dalam. Jadi, tanpa ban dalam, ban tidak bisa dipompa. Ban cubles mengenalkan kita kepada paradigma baru bahwa tanpa ban dalam pun ternyata kita bisa mendapatkan fungsi ban sebagaimana mestinya.

Jika hari ini kita bisa mengubah paradigma tentang ban yang ternyata tidak harus selalu memiliki ban dalam, mungkinkah kita juga mengubah paradigma kita tentang hidup? Misalnya, kita sering percaya bahwa untuk bisa berhasil kita mesti memiliki ’ini dan itu’. Tanpa semua ’ini dan itu’ itu, tidaklah mungkin kita berhasil. Jika hingga saat ini kita belum juga berhasil, barangkali bukan karena kita tidak memiliki ’ini dan itu’ itu. Sebab, ban cubles itu sudah menunjukkan bahwa tanpa ban dalam pun dia tidak kehilangan fungsinya sebagai ban. Boleh jadi, paradigma lama telah menjadikan pandangan kita agak gelap. Sehingga kita tidak melihat kemungkinan lain untuk berhasil, selain semua ’keharusan’ dan ’persyaratan’ yang kita buat sendiri itu.

Kekaguman saya berikutnya pada ban cubles adalah pada daya tahannya. Beberapa kali ban mobil saya terkena paku. Namun, ban cubles itu tidak pernah mengecewakan saya. Jika ban tradisional terkena paku, maka pada detik itu juga akan langsung gembos. Dia bisa meledak dengan bunyi yang sanggup menggetarkan jantung hingga nyaris copot. Bahkan, jika itu terjadi disaat kendaraan melaju kencang, bisa menyebabkan kecelakaan. Tapi, ban cubles tidak demikian. Seperti yang saya alami dimusim liburan tahun ini. Saya sedang berada diluar kota ketika mendapati ban mobil kami kempes. Karena kebanyakan orang sedang mudik, maka sebagian besar tambal ban pada tutup. Ketika ada satu yang masih buka, saya tidak bisa berharap banyak karena perlengkapan yang dimilikinya tidak memungkinkan untuk membongkar ban. Praktis yang bisa dilakukannya hanya menambah angin saja. Dengan ijin Tuhan, saya berhasil menyelesaikan perjalanan sekitar 200 kilometer dengan nyaman dan aman.

Keesokan harinya, saya membongkar ban itu. Benar saja, ada paku ulir yang tertancap disana. Saya kagum karena ban cubles itu tidak langsung meledak saat tertusuk paku. Saya lebih kagum lagi karena ada paku lain yang menancap dibagian lainnya. Bahkan terkena dua paku pun dia tidak mengeluh. Dan saya lebih kagum lagi karena ternyata ada satu paku lainnya lagi yang menghunjam kedalam ban itu. Saya tidak habis pikir, bagaimana ban itu bisa bertahan sedemikian kuatnya padahal kedalam tubuhnya ditancapkan tiga buah paku tajam.

Ketahanan semacam ini yang barangkali jarang dimiliki oleh manusia seperti kita. Kita sering terlalu cengeng untuk bisa memendam rasa pedih dan perih ini. Lalu memilih untuk berhenti daripada terus berlari seiring dengan perputaran roda kehidupan ini. Sedangkan ban cubless itu. Dia bertahan dalam nyeri itu sedemikian tenangnya sehingga dalam keadaan terluka oleh tiga buah pakupun tiada mengeluh. Dia tidak mejerit-jerit. Dia tidak beteriak-teriak, apalagi sampai meledak. Dengan tubuh penuh luka itu, dia tabah memikul beban dipundaknya, kemudian terus berlari mengimbangi gerakan roda-roda lainnya.

Mari sekali lagi kita bandingkan, apakah sikap kita lebih mirip ban tradisional yang langsung gembos ketika tertusuk paku kecil sekalipun. Lalu merengek mogok dan meminta berhenti. Atau, mungkin kita sudah memiliki ketangguhan. Katabahan. Dan ketahanan tingkat tinggi seperti yang dimiliki oleh ban cubles itu. Memang. Kita tidak pernah tahu kapan terang itu akan terbit. Seperti halnya kita tidak tahu, kapan tempaan ini akan berakhir dalam penyelesaian yang indah. Namun, jika kita memiliki sikap seperti ban cubles itu; setidak-tidaknya, kita tidak mudah dibuat menyerah. Ban cubles itu baru akan menyerah setelah tak ada lagi udara yang sanggup ditahannya didalam. Seolah dia berprinsip; ”sampai tetes udara penghabisan.” Seperti semboyan yang selalu dikatakan para pejuang sejati:”sampai titik darah penghabisan.” Sehingga, selama hayat masih dikandung badan, mereka tidak akan berhenti berjuang.

Andai saja kita bisa meniru ban cubles itu. Mungkin, kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang tangguh. Dengan sikap tidak mudah menyerah itu, kita mempunyai peluang untuk tiba diakhir gelap, agar bisa menikmati terang. Sebab, sehabis gelap, terbitlah terang. Karena dalam setiap kesulitan, selalu ada kemudahan. Mudah-mudahan.

Mari Berbagi Semangat!

Dadang Kadarusman

Natural Intelligence & Mental Fitness Learning Facilitator

http://www.dadangka darusman. com/

Talk Show setiap Jumat jam 06.30-07.30 di 103.4 DFM Radio Jakarta

Catatan Kaki:

Kita tidak pernah tahu sampai sebatas apa bisa bertahan, sebelum benar-benar membuktikan bahwa kita bisa bertahan hingga dibatas itu.

How to face adversity :: An excellent Article

A young boy went to his father and told him about his life and how things were so hard for him. He did not know how he was going to make it and wanted to give up. He was tired of fighting and struggling. It seemed as one problem was solved, a new one arose.

His father took him to the kitchen. He filled three pots with water; in the first he placed carrots, in the second he placed eggs, and in the last he put some coffee beans. He let them boil, without saying a word.

In about twenty minutes he turned off the burners. He took out the carrots and placed them in a bowl. He pulled the eggs out and placed them in a bowl. Then he took the coffee out and placed it in a bowl.

Father brought the son and asked him to feel the carrots. He did and noted that they were soft. The Father then asked him to take an egg and break it. After pulling off the shell, he observed the hard-boiled egg. Finally, the father asked him to sip the coffee. The son tasted it and asked, "What does it mean?"

Father explained that each of these objects had faced the same adversity: boiling water. Each reacted differently.

The carrot went in strong, hard, and unrelenting. However, after being subjected to the boiling water, it softened and became weak.

The egg had been fragile. Its thin outer shell had protected its liquid interior, but after sitting through the boiling water, its inside became hardened.

The coffee beans were unique, however. After they were in the boiling water, they had changed the water.

"Which are you?" Father asked him. "When adversity knocks on your door, how do you respond? Are you a carrot, an egg or a coffee bean?"

Think of this: Which am I?

Am I The carrot that seemed strong, but with pain and adversity it became soft and lost its strength?

Am I The egg that starts with a soft heart, but changes with the heat? Did I have a fluid spirit, but after a death, a breakup, a financial hardship or some other trial, have I become hardened and stiff? Does my shell look the same, but on the inside am I bitter and tough with a stiff spirit and hardened heart?

Or am I like the coffee beans? The bean actually changes the hot water, the very circumstance that brings the pain. When the water gets hot, it releases the fragrance and flavor. If you are like the bean, when things are at their worst, you get better and change the situation around you.

How do you handle adversity? When the hour is the darkest and trials are greatest, do you elevate yourself to another level? Are you a carrot, an egg or coffee bean?

2 oktober - Hari Batik Nasional



Lindungilah Batik melalui Hari Batik Nasional

Nelson Mandela dengan bangganya mengenakan baju batik, pada saat
pidato pertamanya sebagai Presiden Afrika Selatan (Mei 1994). Sebagai
hari pembebasan pemisahan ras kulit putih. Saya merasa salut kepada
Mandela, karena ia lebih sering dan lebih senang mengenakan baju batik
daripada jas. Entah dalam acara bagaimana formilnya sekalipun juga.
Baju batik ini di Afrika Selatan diberi nama Madiba. Konon batik
pertama kalinya diperkenalkan secara international oleh mantan
Presiden Soeharto pada saat konferensi PBB.

Ibu kandung dari Barack Obama – Ann Dunham terkenal sebagai kolektor
batik. Pada bulan Juni 2009 kemarin hasil koleksinya di pamerkan
diberbagai macam museum di Amerika - Barack Obama's Mother and
Indonesian Batiks. Pakaian dari disainer kondang Italy Prada bukan
hanya senang dipakai oleh perempuan papan atas sekarang ini saja,
bahkan ratusan tahun sebelumnya. Para bangsawan kerajaan jaman dahulu
mengenakan batik Prada atau Pinarada Mas adalah kain batik yang
ditulis dengan menggunakan serbuk emas murni.

Pada tanggal 2 Oktober nanti, UNESCO akan mengukuhkan batik Indonesia
sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage) di Perancis. Hal inilah
yang mendorong saya melalui artikel ini untuk turut mempromosikan
Batik. Tetapi apa sebenarnya yang Anda ketahui tentang Batik?

Kata Batik itu sendiri diserap dari bahasa Jawa “amba” = menulis dan
“nitik”. Batik erat dikatikan dengan kebudayaan etnis Jawa, bahkan
sudah dikenal semenjak zaman Raden Wijaya (1294-1309) pada masa
kerajaan Majapahit. Setelah akhir abad ke-XVIII batik mulai meluas
menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa. Batik secara
historis ditulis dan dilukis pada daun lontar. Pada awalnya kesenian
batik ini hanya khusus untuk pakaian raja dan keluarga serta para
pengikutnya.

Dikerjakannya pun hanya terbatas di lingkungan kraton saja. Akhirnya
kesenian ini dibawa ke luar keraton oleh pra pengikut raja yang
tinggal di luar kraton, sehingga akhirnya menjadi pakaian rakyat.
Sampai awal abad ke-XX batik yang dihasilkan semuanya batik tulis yang
dikerjakan hanya oleh kaum perempuan. Membuat batik tulis membutuhkan
waktu dua sampai dengan tiga bulan.

Batik secara historis ditulis dan dilukis pada daun lontar. Pembuatan
batik cap baru dikenal setelah perang dunia pertama. Ide pembuatan
batik cap ini timbul dari seorang Tionghoa yang bernama Kwee Seng dari
Banyumas. Sejak adanya produksi batik cap inilah kaum pria juga bisa
turut dikaryakan dalam pembuatan batik.

Pada awalnya batik dibuat dengan menggunakan kain mori. Dewasa ini
batik dibuat juga dari bahan-bahan lainnya misalnya sutera, rayon
ataupun poliester. Motif gambar batik dibentuk/ditulis dengan cairan
lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif
halus, atau kuas untuk motif berukuran besar. Kain yang telah selesai
dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan.
Panjangnya batik pada umumnya sekitar 2¼ meter.

Apakah Anda tahu bahwa di Pekalongan ada Museum Batik. Apabila Anda
lewat Pekalongan ajaklah anggota keluarga Anda untuk berkujung ke
Museum tersebut agar mereka juga bisa lebih mengenal dan lebih
mencintai Batik. Silahkan klik:

http://www.museumronggowarsito.org/english/jtg/jtg.asp?isi=pekalongan_batik

Sebagai akhir dari tulisan ini saya ingin mengajak rekan-rekan dan
para pembaca semua untuk turut mengkampanyekan Batik. Mulai dengan
menyebar luaskan oret-oretan ini maupun mengenakan pakaian batik pada
saat akhir pekan nanti. Dimulai pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2009
sebagai Batik Day. Marilah kita perjuangkan perlindungan Batik dengan
aksi nyata dari semua warga Indonesia, dimana kita merasa bangga
mengenakan pakaian batik melebihi daripada jas ataupun pakaian formil
lainnya.

Mari Mencintai Indonesia
Mari Berjuang untuk Indonesia
Mari lindungi Budaya Indonesia dan
mari batikan Indonesia
pada hari Batik Nasional

Mang Ucup
Homepage: www.mangucup.org

Ide : Celengan Infus


Ide ini muncul dari melihat beberapa botol infus dibuang di tong sampah di kantor. Dari pada dibuang kurang manfaat saya mendapat ide membuat celengan dari botol infus.
botol infus yang saya buat adalah yang berukuran 1000 ml, labelnya saya buang dan diujung atasnya saya buat lubang berupa garis sepanjang ukuran uang koin memakai pisau/cutter.
karena diatas botol infus sudah ada gantungannya maka celengan botol infus ini bisa ditempel didinding sehingga setiap kali kita isi maka akan terlihat sudah seberapa tinggi tumpukan uang kita... lucu dan lain dari yang lain kan?
mau mencoba?
(botol infus bisa dibeli diapotik, yang berisi cairan NaCL/larutan garam 0.9% kalau tidak salah bisa dibeli tanpa resep..).

Berburu hamster di jatinegara

Sehabis lebaran, tyas dapat uang cukup banyak sampai 400 ribu lebih dari hasil saweran. Dia mau beli HP katanya.. dan hamster..!
Akhirnya pagi ini abah dan tyas meluncur naik motor cari hamster. Kebetulan makanan burung puyuh juga sudah habis dan mau beli satu kandang lagi buat mereka karena selama ini mereka disatukan dalam satu kandang sering terjadi huruhara, ngga tau berantem atau lagi bikin baby.. yang dampaknya bulu2 mereka pada rontok, sehingga kini mereka jadi kelihatan aneh.. burung puyuh gundul…
Pertama abah dan tyas ke pasar pramuka dulu, siapa tahu disana ada yang jual hamster. Ternyata disana sesuai namanya, pasar burung pramuka.. kebanyakan yang dijual ya burung ayam dan sebangsanya. Ada sih yang jual hamster, tapi mintanya 35rb satu ekor, katanya sih hamster jenis mahal.. tapi abah sama tyas ngga terlalu mentingin jenis mahal atau ngga, yang penting hamster yang cute.. murah meriah dan sehat. Hamster yang dijual disini kayaknya lemas lemas, seperti sakit kurang udara atau sinar.. atau kurang makan.. warnanya juga hitam semua. Tidak menarik lah. Abah ngga jadi beli, abah bujuk tyas cari ditempat lain saja.
Pasar pramuka tetap seperti dulu, gelap, kumuh, tidak teratur… masuk kesitu seperti masuk ke dalam sarang burung raksasa, bau, dan ada rasa khawatir kena flu burung..!
Akhirnya setelah beli makanan ayam 10rb rupiah, abah dan tyas cabut dari situ. cuma tahan 10 menit disitu.
Berdua meluncur ke pasar jatinegara. Sampai disana 5 menit karena jalan sangat sepi Jakarta masih ditinggal penduduknya mudik lebaran. Parker motor dipinggir jalan disitu.. Ternyata walau masih suasana lebaran, pasar satwa di jatinegara malah justru tetap ramai peminatnya.. yah yang namanya hobby, pasti ada saja orang yang datang, mungkin malah karena saat saat sekarang ini banyak anak-anak yang pada punya uang banyak, maka banyak anak-anak yang datang, mereka diantar orangtuanya mau beli binatang peliharaan kesini. Sama seperti tyas contohnya.
Walaupun agak becek jalan masuknya karena pedagang ikan justru ditempatkan di bagian depan mulut gang.. tapi berkunjung ke pasar satwa jatinegara tetap mengasyikkan. Disana bisa ditemui hampir semua binatang yang bisa dipelihara di rumah, seperti berbagai jenis ikan hias dari mas koki, ikan koi, ikan lele, ikan laut dll, lalu ada kura-kura dari yang kecil sampai yang segede bola kaki. Ada juga yang jual kelinci, monyet, kucing hutan, marmut, kelalawar, tupai, musang, jangkrik, berbagai macam burung dari kutilang, nuri, betet, kakatua, merpati, perkutut sampai burung hantu juga ada. Juga bermacam-macam pernak pernik perlengkapan memelihara ternak seperti kandang burung, aquarium, makanan ternak dsb.
Dan yang paling penting tyas bisa menjumpai pedagang hamster disitu dan hamsternya juga lucu-lucu dan lincah-lincah. Banyak lagi. Malah ada satu hamster yang hobby loncat salto kebelakang tapi tyas ngga berani pilih hamster yang satu ini karena kelihatan agresif, takut digigit.
Setelah negosiasi harganya sama abangnya akhirnya dikasih 50ribu plus kandangnya. Pilih spasang cewek cowok.
Not bad lah habis mau nawar segimana lagi… tyas juga suda suka dan dia memberikan uang 20 ribunya pada abah buat beli. Abah ‘hanya’ menambah 30rb buat beli pasangannya dan kandangnya… :P
Tyas happy sekali kelihatannya..
Setelah abah beli kandang burung dan tempat minum. Abah mengajak tyas pulang
..

foto2nya:



tyas sedang bercanda dengan kelinci







tyas bilang kakak pasti suka burung hantu.. karena kakak suka film horror dan harry potter.










ini dia yang dicari


akhirnya dapat juga... :)

Shalat Id tahun ini

Lebaran telah tiba, Kali ini adalah pertama kalinya abah merasakan berlebaran di lingkungan kontrakan abah sekeluarga, karena lebaran tahun lalu abah melewatkannya di Atlanta Amerika serikat.
Sayang anak-anak tidak ada, mereka lagi berlibur di rumah nenek kakeknya di Ragunan, sehingga lebaran hari pertama abah lewatkan berdua saja bersama bunda.
Shalat Id abah dan bunda lakukan di Dwima Plaza, di pelataran parkirnya setiap tahunnya di sediakan untuk menunaikan shalat Id, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
Kali ini imam khotib shalat Id nya adalah ustad Haji Laode Arsyadin. Jam 645 abah dan bunda baru sampai lokasi, saat memarkirkan motor terdengar pengumuman kalau shalat akan segera di mulai, para panitia agar segera mengambil lokasi. Abah sebenarnya termasuk panitia acara, di tunjuk sebagai seksi dokumentasinya jadi abah sudah membawa kamera Canon abah. Sayang abah datangnya terlambat jadi tidak bisa foto-foto dari awal.
Jam 6:50 Shalat di mulai.
Jam 7:05 mulai khotbah oleh pak ustad, disampaikan dalam bahasa Arab. Abah langsung melakukan tugas abah, memfoto suasana shalat Id.
Sayangnya setelah abah selesai membidik beberapa foto, berjalan sedikit kesana-kemari, baru beberapa lama kemudian setelah acara selesai abah sadar kalau abah membuat kesalahan. Pertama karena memang abah masih kurang kepahamannya, dan kedua karena ingin menunaikan tugas ingin mendapat moment-moment foto yang menarik sehingga abah yang harusnya menunggu khotbah selesai baru bisa beranjak dari tempat duduknya, yang harusnya kalau di bacakan khotbah jama’ah harus duduk mendengarkan hingga selesai, abah malah sudah beredar.
Bunda sebenarnya sudah mencoba telpon dan sms abah waktu bunda melihat abah dari jauh abah sudah sibuk padahal khotib masih khotbah, sayang abah Hpnya di silent, kebiasaan abah kalau menghadiri shalat berjema’ah di masjid.
Akhirnya abah memang bisa mengambil foto sampai kira-kira 150 foto, namun sampai rumah abah jadi sangat malu. Membayangkan para jema’ah dan teman-teman memperhatikan abah yang lagi moto-moto disaat khotib menyampaikan khotbah.. dalam hati mereka pasti bilang.. ini orang tidak paham agama, ini orang dari mana sih?, ini orang kasihan banget…. Dan sebagainya…malu sekali karena abah merasa telah mambuat bunda malu juga.. punya suami kok ngga paham-paham. Membuat teman-teman juga malu, dan terutama malu sama Allah karena abah merasa Allah sedang menegur abah karena sesuatu hal, apa mungkin karena abah waktu shalat tidak khusuk, salah niat, lalu allah membuat abah lupa.. (seingat abah, waktu shalat Idul Adha tahun lalu abah tidak bikin kesalahan seperti ini..).
Ibaratnya shalat Jum’at, selesai shalat, mendengar khotbah adalah juga bagian dari shalat, jadi ma’mun harus tertib diam mendengarkan, tidak boleh berbicara atau berbuat sesuatu yang memutuskan Shalatnya).
Seandainya saat itu ada teman-teman abah yang mau mengingatkan…. Sayangnya abah di ingatkannya saat acara sudah usai, saat bertamu kerumah salah satu pemimpin masjid disitu, salah seorang ustadnya memanggil abah (dengan panggilan ‘mas wartawan’) dan didepan tamu-tamu yang lain dia menegur/menasehati abah agar lain kali jangan memoto-moto sebelum khotbah selesai… abah hanya bisa bilang iya, saya lupa… sambil beranjak keluar karena malu..
Akhirnya silaturahim jadi agak terasa hambar bagi abah tahun ini, perasa’an abah masih sedikit malu..
Apalagi ada seorang bapak-bapak, seorang haji, yang saya hampiri untuk bersalaman, dia salaman tapi matanya tidak mau melihat abah sama sekali, senyumpun tidak.
Abah paling tidak suka bersalaman dengan seorang seperti ini, dan juga sama orang yang kalau bersalaman tangannya lurus saja tangannya kayak ikan mati. Dead cold fish.
Tapi Alhamdulillah, abah tetap berusaha tegar, abah berfikir mungkin ini saatnya abah jangan lagi bersedia jadi seksi dokumentasi, masih banyak anak-anak muda pengajiannya yang semenjak demam facebook melanda pasti punya kamera dan pada mahir memotret. Abah ingin quit.
Abah juga sadar mungkin ini teguran dari Allah karena mungkin abah mulai salah niat, pargi ke masjid bukan untuk ibadah tapi sedikit disisipi ingin melakukan yang lain, sibuk dengan urusan lain, akhirnya ibadahnya kurang dan kepahamannya pun jadi sedikit, ngga nambah-nambah, padahal abah sudah terhitung lama semenjak jadi mualaf.. (3 tahun)..
Abah kini hanya bisa bilang, Insya Allah kalau umur abah sampai Ramadhan tahun depan dan bisa Shalat Id lagi, akan lebih paham lagi dan lebih baik lagi tentunya… I promise God.. Please forgive me.






Bunda... (sayang my two other angels not with us today)..

Employee of the month

This is the level of dedication we expect from all staff!!!


Employee of the Month


From
Top Management

Kisah Kedurhakaan Tsa'Labah

Siang itu Rasululloh sedang sholat berjamaah bersama para sahabat beliau, Diantara sederetan sahabat yang makmum di belakang Rasululloh, nampak seorang tengah baya yang kusut rambutnya dengan berpakaian lusuh, Ia dikenal sebagai seorang sahabat Rasululloh yang tekun beribadah. Setelah Rosululloh menyelesaikan sholat, sahabat berpakian lusuh itu segera beranjak pulang tanpa membaca wirid dan berdoa terlebih dahulu, Rasululloh menegurnya, “ Tsa’labah!,mengapa engkau tergesa-gesa pulang. Tidakkah engakau berdoa terlebih dahulu. Bukanlah tergesa-gesa keluar dari mesdjid adalah kebiasaan orang-orang munafik..” Tsa”labah. Menghentikan langkahnya, ia sangat malu ditegur oleh Rosululloh, tetapi apa mau dikata, terpaksa ia berterus terang kepada Rosululloh. “ Wahai Rosullloh, kami hanya memiliki sepasang pakaian untuk sholat dan saat ini istriku di rumah belum melaksanakannya sholat karena menunggu pakaian yang aku kenakan ini, Pakaian yang hanya sepasang ini kami pergunakan sholat secara bergantian. Kami sangat miskin, untuk itu, Wahai Rosululloh. Jika engkau berkenan, doakanlah kami agar Alloh menghilangkan semua kemiskinan kami ini dan memberi rezeki yang banyak.

Rosululloh tersenyum mendengar penuturan Tsa”labah, lalu beliau berkata,” Tsa”labah sahabatku, engkau dapat mensyukuri hartamu yang sedikit itu lebih baik dari pada engkau bergelimangkan harta tetapi engkau menjadi manusia yang kufur. Nasehat Rasululloh sedikit menghibur hati Tsa”labah, karena sesungguhnya yang ada dalam benaknya adalah dia sudah bosan menjalani hidup yang serba kekurangan, Satu-satunya cara agar cepat menjadi kaya adalah memohon doa kepada Rosululloh, karena Doa seorang utusan Alloh pasti didengar Alloh, itulah yang selalu menjadi angan-angan Tsa’labah, hingga keesokan harinya ia kembali menemui Rosulullloh, dan memohon agar beliau mau mendoakannya agar menjadi orang kaya. Rosululloh kembali menasehati, “ Wahai Tsa’Labah. Demi Dzat diriku diriku berada ditanganNya, seandainya aku memohon kepada Alloh agar Gunung Uhud menjadi emas, Alloh pasti mengabulkannya, tetapi apa yang terjadi jika gunung uhud benar-benar menjadi emas, masdjid-masdjid akan sepi!. Semua orang akan sibuk memupuk kekayaan dari gunung itu, aku khawatir jika engkau menjadi orang kaya engkau akan lupa beribadah kepada Alloh.

Tsa”labah terdiam mendengar nasehat Rosululloh namun dalam hatinya berkecamuk. “Aku mengerti Rosulullloh tidak mau mendo’akan karena beliau sayang kepadaku, beliau khawatir jika aku menjadi orang kaya aku akan menjadi golongan orang-orang yang khufur, tetapi aku tidak seburuk itu, justru dengan kekayaan yang aku miliki aku akan membela agama ini dengan hartaku. Akhirnya Tsa’labah pulang, ia merasa malu apabila terus memaksa Rosululloh agar mau mendo’akannya, namun keesokan harinya ia tidak kuasa menahan dorongan hatinya untuk segera terbebas dari belenggu kemiskinan yang kian menghimpitnya, Ditemuinya Rosulullloh, ya memohon untuk yang ketiga kalinya aga Rosulullloh mau mendo’akan. Kali ini Rosululloh tidak bisa menolak keinginan Tsa’Labah, beliau menengadahkan tangan kelangit. Ya…ALLAH…limpahkanlah rejekiMU kepada Tsa’Labah”. Kemudian Rosululloh memberikan kambing betina yang sedang bunting kepada Tsa’Labah, ”Peliharalah kambing ini baik-baik….pesan Rasulullloh. Tsa’Labah pulang membawa kambing pemberian Rasulullloh dengan hati yang berbunga-bunga” Dengan modal kambing serta Do’a Rasululloh aku yakin aku akan menjadi orang yang kaya raya.

Hari-berganti hari, bulan berganti bulan Tsa’Labah yang dulu miskin dan lusuh telah berubah menjadi orang yang kaya yang terpandang, Kambingnya berjumlah ribuan, disetiap lembah dan bukit terdapat kambingnya Tsa’Labah. Pagi itu Tsa’Labah berjalan-jalan meninjau kandang-kandang kambing yang sudah tidak sesuai dengan jumlah kambing yang terus berkembang biak. “Hmmm. Aku harus pindah dari sini mencari lahan yang lebih luas untuk menampung kambing-kambingku. Akhirnya Tsa’Labah menemui lahan yang luas dipiggir Madinah. Disana ia membangun kandang-kandang baru yang lebih besar, Namun demikian perkembangan kambing-kambing Tsa’Labah bagaikan air bah yang sulit di bendung, kadang-kadang yang baru dibangun itu sudah penuh sesak oleh ribuan kambing, Dengan demikian Tsa’Labah setiap hari disibukkan terus dengn harta kekayaannnya, Ia yang dulu setiap Sholat lima waktu selalu berjamaah di masdjid sekarang datang kemasdjid hanya pada waktu sholat dhuhur dan ashar saja.

Kini kandang kambing yang baru dibangun Tsa’Labah di pinggin Madinah sudah tidak lagi memenuhi syarat, maka ia memutuskan untuk mencari area yang lebih luas lagi, tsa’Labah sudah tidak memikirkan lagi bagai mana ibadahnya bila jauh dari Madinah. Kepalanya sudah dipenuhi dengan hubbudhunya, sehingga ia datang kemasdjid hanya satu kali dalam satu minggu pada sholat Jum’at. Dengan demikian derasnya harta yang mengalir dirumah tsa’labah kini ia lebih senang tinggal dirumah dari pada jauh-jauh datang kemesdjid, bahkan sholat jum’at pun ia sudah takdatang lagi ke masdjid. Sampai Rosulullloh bertanya” Wahai sahabatku. sudah sekian lama Tsa’Labah tidak keliahatan di masdjid…taukan kalian kemana dan bagaimana keadaannya sekarang. “Wahai Rosulullloh. Tsa’ Labah sudah menjadi orang kaya. Lembah-lembah di Madinah maupun di luar Madinah telah penuh sesak dengan kambing-kambingnya Tsa’Labah.” “ Benarkah.. mengapa ia tidak pernah menyerahkan Shodakahnya sedikitpun?”.

Setelah Alloh menurunkan ayat tentang kewajipan Zakat. Rosulullloh mengutus dua orang sahabat untuk menjadi amil zakat, seluruh umat islam di Madinah yang hartanya dipandang sudah Nisob zakat didatangi, tak terkecuali Ts’Labah pun menjadi giliran. Kedua utusan Rosulullloh membacakan ayat zakat dihadapat Tsa’Labah. Kemudian setelah dihitung dari seluruh harta kekayaannya ternyata memang banyak harta Tsa’Labah yang harus diserahkan sebagai zakat. Tak disangka Tsa’Labah mukanya berubah merah, ia berang. “Apa-apaan ini. Kalian mengatakan ini zakat tetapi menurutku ini lebih tepat disebut upeti!. Pajak!. Sejak kapan Rosulullloh menarik upeti Hah.!? Aku bisa rugi” ucap Tsa’Labah. “Kalian pulang saja aku tidak mau menyerahkan hartaku ..!”

Kedua utusan Rosulullloh kembali menghadap Rosulullloh dan menceritakan semua perbuatan Tsa’Labah, beliau bersedih telah kehilangan seorang sahabat yang dulu tekun beribadah ketika miskin namun setelah kaya ia telah terpengaruh dengan harta kekayaannya. “Sunggu celaka Tsa’Labah.. Celakalah ia..” Kemudian Allah menurunkan ayat 75 dalam surat At-Taubah tantang ciri-ciri orang MUNAFIK. Ayat ini segera menyebar keseluruh muslimin di Madinah sehingga ada salah seorang sahabat Tsa’Labah yang datang memberi tahunya. Celakalah engkau Tsa’Labah, Allah telah menurunkan ayat karena tingkah perbuatanmu. Tsa’labah tertegun, ia baru sadar bahwa nafsu angkara murka telah lama memperbudaknya. Kini ia bergegas menghadap Rosulullloh dengan membawa zakat dari seluruh hartanya, Namun Rosulullloh tidak berkata apa-apa kecuali hanya sepatah kata, Sebab kedurhakaanmu Allloh melarangku untuk menerima zakatmu.

Rosulullloh mengambil segenggam tanah lalu dutaburkan ditas kepala Tsa’Labah, “inilah perumpamaan amalanmu selama ini. sia- sia belaka. Aku telah perintahkan agar engkau menyerahkan zakat tetapi engkau menolak, celakalah engkau Tsa’ Labah”. Tsa’Labah kembali kerumahnya, dengan penyesalan yang tanpa batas dan tiada arti. Sampai suatu hari terdengar kabar Rosulullloh telah wafat, ia semkin bersedih karena taubatnya tidak diterima oleh Rosulullloh hingga beliau wafat. Tsa’Labah mencoba mendatangi Khalifah Abu Bakar sebagai pengganti Rosulullloh, ia datang membawa zakat. Abu Bakar hanya berkata “Rasulollloh saja tidak mau menerima zakatmu, bagaimana mungkin aku dapat menerima zakatmu.!”

Demikian pula dizaman kekholifahaan umar bin Khatab, Tsa’labah mencoba menyerahkan zakat, umarpun tidak mau menerima sebagai mana Rosulullloh dan Abu bakar tidak mau menerima zakatnya, Bahkan sampai kholifah usman bin Affan juga tidak mau menerima zakat Tsa’labah karena Rosulullloh, Abu Bakar dan Umar tidak mau menerima zakatnya.

Demikianlah kehidupan yang “hina” dan penuh dengan kemurkaan ALLOH telah menimpa seorang sahabat Rosulullloh yang telah tenggelam di dalam gelimang harta hingga menyeretnya ke lembah kemunafikan, Ia telah melalaikan kewajibannya. Ia telah mengingkari janji-janjinya, Ia telah melecehkan kemuliaan ALLOH dan Rosulnya sehingga membuahkan penderitaan yang kekal abadi didalam neraka. Nauszubillahi min dzalik..

Hari hari terakhir Ramadhan

Tertegun saya melihat kearah jam dinding saat bangun dari tidur pagi ini.. Astagfirullah, sudah jam 730 !
sudah jamnya masuk kantor dan saya belum shalat Subuh !!
bunda ternyata ketiduran dan bangun kesiangan juga. padahal saya tadi malam sudah set alarm di HP untuk berbunyi jam 4 pagi buat sahur.
wah.. wah... bisa tidur kayak orang mati gitu, ngga kebangun...

10 hari terakhir Ramadhan abah dan bunda berusaha melaksanakan ibadah sunah I'tikaf di Masjid dekat rumah.
usai shalat Taraweh di rumah, jam 9 malam berdua berangkat bawa Al Qur'an dan hadist.
bagi abah, I'tikaf termasuk berat, karena abah paling tidak kuat menahan kantuk.
Selama di Masjid abah mendengarkan pembaca'an Al Quran, dan mempelajari makna tiap surat dan kitab hadist Muslim. lalu mendengar nasehat agama dari para penasehat. sampai jam 1130. Dilanjutkan makan bersama bisa berupa makanan ringan sampai nasi goreng / mie. jam 1200 jama'ah yang hadir melakukan ibadahnya sendiri-sendiri, ada yang membaca Al Qur'an agar bisa khatam, melakukan sholat-solat sunnah seperti sholat wudlu, sholat hajat, sholat istiqoroh, sholat taubat, sholat Tahajud, sholat Tasbih, dan sholat Witir dan sholat-sholat lain. ada yang berdoa, zikir, ada juga yang langsung tidur di karpet Masjid.
Abah sendiri berusaha mengerjakan beberapa yang bisa abah kerjakan, tapi beberapa hari terakhir abah sudah teler berat (karena sehari tidur mungkin hanya sempat 3 - 4 jam saja tapi abah tetap harus masuk kerja) akhirnya terakhir-terakhirnya tidur/ketiduran juga. Berbeda dengan bunda, abah lihat bunda tekun sekali ibadahnya, bunda berusaha mengkhatamkan baca Al Qur'an, dan rutin membaca doa plus shalat-shalat sunahnya. nyaris tidak pernah abah lihat bunda sedang tertidur.
kadang jam 2:30 bunda akan bangunin abah dengan menelepon Hp abah, kadang minta bantuan jama'ah yang ada didekat abah untuk membangunkan abah.
pulang kerumah, langsung tidur, jam 4 bangun untuk sahur.. tapi 3 hari terakhir abah dan bunda tidak sahur karena kebablasan tidurnya. biasanya bibi yang suka bangunin, tapi karena bibi sudah pulang kampung ya tidak ada yang membangunkan abah dan bunda. kebetulan Nisa dan Tyas lagi sama neneknya jadi tidak kena dampaknya.

Pagi ini abah dan bunda terpaksa telat lagi Sholat Subuhnya. malu menghadap Allah kesiangan gini.
tapi mungkin ini kehendak Allah juga, beliau sayang sama kami dan menjadikan kami bangun kesiangan agar bisa tidur lebih lama. Bunda juga kebetulan lagi di uji sedng sakit batuk, kondisinya juga lagi perlu banyak istirahat.
(Insya Allah abah selalu berusaha berbaik sangka dengan apapun takdir dari Allah untuk abah, baik atau buruk kejadian yang menimpa abah).
telat subuh, telat juga datang ke kantor. untungnya lalu lintas sudah mulai sepi karena 2 hari lagi sudah berlebaran. jadi bisa sampai kantor kurang dari 20 menit.

Semoga hari-hari terakhir Ramadhan abah bisa mengerjakan ibadah lebih baik lagi. mumpung pahalanya lagi disuperlipatgandakan.

Puasanya Kupu kupu


Puasanya Kupu-Kupu

Gambar diatas adalah sebuah proses metamorfosis se ekor kupu-kupu. Dimulai dengan Seokor ulat yang suka makan daun-daunan berubah menjadi kepompong. Dalam kepompong itu, ulat sedang berpuasa selama kurun waktu tertentu. Setelah waktunya tiba, kepompong itu berubah dari yang mulanya se ekor ulat menjadi se ekor kupu-kupu yang nan indah. Dari yang awalnya makan dedaunan berubah menjadi penghisap madu dari bunga-bunga yang indah.

Momen Ramadhan ini adalah sebuah moment yang amat mulia bagi seorang mu’min untuk melakukan sebuah proses metamorfosis seperti kupu-kupu itu.

Dalam Qur’an Surah 2:183 yang bunyinya “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Seruan Allah ini diwajibkan khusus bagi orang yang beriman saja.

Para ulama rahimahullah telah mejelaskan apa yang dimaksud dengan taqwa. Di antaranya, Imam Ar-Raghib Al-Asfahani mendenifisikan : Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, dan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan.

Karena itu siapa yang tidak menjaga dirinya dari perbuatan dosa, berarti dia bukanlah orang yang bertaqwa. Maka orang yang melihat dengan kedua matanya apa yang diharamkan Allah, atau mendengarkan dengan kedua telinganya apa yang dimurkai Allah, atau mengambil dengan kedua tangannya apa yang tidak diridhai Allah, atau berjalan ke tempat yang dikutuk Allah, berarti ia tidak menjaga dirinya dari dosa.

Firman Allah dalam [At-Thalaq : 2-3] “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” Berarti, taqwa adalah pintu rizki.

Mari kita memanfaatkan momen Ramadhan yang mulia ini dengan banyak beramal, Mudah-mudahan kita akan dimudahkan rizki, dimuliakan derajat kita, dan dimudahkan segala urusan kita oleh Allah sebagaimana apa yang telah dilakukan oleh kupu-kupu. Amiin
dikutip dari http://gestway.wordpress.com/

21 st Century

Our communication - Wireless

Our dress - Topless

Our telephone - Cordless

Our cooking - Fireless

Our youth - Jobless

Our food - Fatless

Our labour - Effortless

Our conduct - Worthless

Our relation - Loveless

Our attitude - Careless

Our feelings - Heartless

Our politics - Shameless

Our education - Valueless

Our follies - Countless

Our arguments - Baseless

Our Job - Thankless

Our Boss - Brainless

Our Salary - Very less

KEHIDUPAN : Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah




Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur'an.
An Naml [semut], Al 'Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah].

Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti.
Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun.
Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar
sehingga ia berusaha - dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih
besar dari tubuhnya.

Uraian Al-Qur'an tentang laba-laba; sarangnya adalah tempat yang paling
rapuh [ Al 'Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat yang aman, apapun yang
berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi
oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling
memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.

Akan halnya lebah, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur'an - "atas perintah
Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal" [ An Nahl;
16:68]. Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar
efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga.
Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yg sangat
manfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang
tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika
diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.

Sikap hidup kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini.
Ada yang berbudaya 'semut'. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk
ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya 'semut' adalah budaya 'aji mumpung'.
Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya.
Entah berapa banyak juga tipe 'laba-laba' yang ada di sekeliling kita. Yang hanya
berpikir: "Siapa yang dapat dijadikan mangsa"
Nabi Shalalahu 'Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai 'lebah'.
Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan :
"Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat
dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya"

Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!- [lm-18]

[ Dari Lentera Hati - M. Quraish Shihab]

Interlude by Samuel Hui



Interlude

Times is like a dream…. and now for a time
You are mine let’s hold fast to…..
The dream that taste and sparkles like wine
Who knows if it’s real of just something
Were both dreaming of ….what seems like an interlude now
Could be the beginning of love

Loving you is world that’s strange
So much more than my heat can hold
Loving you makes the whole world changes
Loving you I could not grow old no nobody
Knows when love will end
So till then sweet friend

Back to *

(one of the best romantic song I heard sang by Asian singer)

Mudik yuuk...








yang ini di Afrika :



Mudik and Lebaran Inseparable
JAKARTA (indo.com): A unique phenomenon occurs every year in Indonesia, one which is culturally so sacred to Muslims that no one want to miss the moment. After fasting for the whole month in Ramadhan, there is a big gift for every Muslim. Lebaran is that white gift, and the day when all Muslims forgive each others' faults.

One of the celebrations of Lebaran is Mudik. In order to reunite with parents and families, millions of migrants from big cities like Jakarta make long queues for train and bus tickets, jump into any overloaded transportation vehicles they can find and get stuck for hours in traffic jams. For them, all the pain and inconvenience is nothing but a small hazard of the home-sweet-home journey. In fact, the journey itself is often an interesting story to tell to the families back home.

Migrants from the same village usually do Mudik together. Companies provide free buses or rented cars for employees so that they can travel in comfort, and also feel the spirit of togetherness. A week or even a month before Lebaran, rented cars, bus tickets, and train tickets are already fully booked. Everybody is going everywhere.

Traffic jams abound during the week before and after Idul Fitri. The police have to work extra hours to keep everything in order, their annual security drive often being called 'Operation Ketupat Lebaran'. Ketupat is a traditional meal cooked specially for this festival.

Mudik is an annual tradition that is an inseparable part of life in Indonesian communities. Lots of people who try to make a living in big cities come home only on Lebaran or Idul Fitri holidays. Usually, they'll visit their ancestors' graves to tend to them and give prayers to the spirits of the dead. Mudik is also a kind of therapy which serves to revitalize family relationships. In its spiritual aspect, it generates a new freshness, which instils the migrants with new vigor when they return to their work in the big cities.

People working away from home in big cities often feel something is lacking in life, and this "lost something" can be rediscovered at times when migrant citizens return home to their villages. Mudik is therefore both an annual tradition and also harbors a remedial "side effect" or therapy for the sense of loss in urban life.

Mudik also functions as an information network about job opportunities in big cities, though this causes problems. Urban populations increase annually when the migrants return from their annual holiday, as domestic servants often bring along two or three relatives to partake of the "urban success story". Urban migrants back in their villages tell family and friends of their successes in the big city and show off their newfound "wealth". This inspires dreams about what urban life has to offer those having the courage to leave their homes, resulting in a constantly moving flow to the cities, an illusion of a new lifestyle and new hopes.

Lesson for life

Please do take a few moments and go through each picture…..














The most beautiful thing is to see a person smiling. And even more beautiful, is to know that you are the reason behind it!!