Faaqihun Waahidun
"dunia ini... panggung sandiwara... ceritanya mudah berubah..."
Sepenggal lyric dari lagu berjudul "Rumah Kita" karya grup rock Indonesia, God Bless, menggugah hati ini untuk menulis kembali. saudaraku, seyogyanya kita mau sebentar mengingat-ingat atau menimbang nimbang sendiri, apa yang saat ini telah kita dapatkan demi hidup? saya yakin insya Allah semua sepakat bahwa apa yang kita kumpulkan dan dapatkan saat ini tidak mempunyai nilai apapun untuk membeli dunia se-isinya, membeli sebuah negara, membeli sebuah kota, bahkan membeli sebuah gedung pencakar langit. maka mau tidak mau sebenarnya kita dihadapkan pada kenyataan bahwa benarlah ayat dalam al-Qur'an yang menyebut bahwa dunia ini menipu, dunia ini hanya sebuah kesenangan yang sedikit. addunyaa-u mataaul ghurur atau ini addunya-u mataaul qoliil.
kehidupan dunia yang menipu ini digambarkan sebagaimana ayam jantan (ayam jago) yang mengejar ayam betina (ayam babon). 'mengejar' disini maksudnya mengejar untuk dikawini. coba perhatikan, proses kejar-mengejar itu lama, tapi setelah 'dapat', ya cuma sebentar saja menikmatinya `kan? hehehe... you know lah. manusia juga begitu saudaraku, lama sekali kita mengejar cita-cita dunia, ternyata setelah merasa mendapatkan apa yang kita inginkan, tidak terasa umur telah menginjak kepala 4, 5, atau 6. jika usia rata-rata umat Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wassalam adalah 63 tahun, tinggal berapa sisa waktu di dunia ini untuk menikmati hasil yang kita kejar sebelumnya? apa sudah yakin saat ini hasil 'pengejaran' itu dapat membuat kita tidur tentram di alam kubur? nam sholihan? wallahu a'lam.
sah-sah saja mengejar ambisi duniawi, tapi pakailah perhitungan, be effective!
soal efektifitas dalam beramal di dunia fana yang saya dengungkan kepada setiap individu termasuk kepada diri saya ini erat kaitannya dengan dalil sebagai berikut: "faaqihun waahidun asyaddu 'ala syaithoni min alfi-'abidiina". setan lebih berat menggoda 1 orang yang faham daripada menggoda 1.000 orang yang ahli ibadah. bukan berarti orang yang faham itu tidak beribadah kan? namun ia tahu persis alasan mengapa ia beribadah, pahala apa yang didapat atas suatu ibadah tertentu? apa kosekuensinya apabila ia meninggalkan ibadah tersebut? ia punya dasar atau hujjah yang kuat. maka yakinlah bahwa orang-orang yang beribadah dengan dasar kuat sulit sekali untuk terpengaruh keadaan diri dan lingkungan sekitarnya dari tawakkal 'alallah. lain halnya dengan mereka para ahli ibadah. sadarkah bahwa banyak ahli ibadah di sekitar kita? mereka terlihat sangat rajin beribadah, tawaddu', sholat 5 waktu dijalankan, puasa Ramadhan dilakukan, dan lain-lain. namun mengapa Nabi shollallohu 'alaihi wassalam menyebutkan begitu mudah bagi setan untuk menggoda mereka? jelas. mereka yang beribadah tanpa ilmu yang memiliki hujjah yang kuat banyak termasuk golongan yang taklid (beribadah hanya karena ikut-ikutan). hati mereka gampang terombang ambing oleh tulisan-tulisan dan omongan tanpa hujjah yang jelas, yang muttashil. khususnya jaring-jaring setan yang menjelma berupa artikel-artikel yang bertebaran di dunia maya. bahkan menjelma menjadi artikel-artikel dalam lingkup keagamaan!.
adakah contoh sederhana? sadarkah bahwa banyak diantara kita yang sering terkirim e-mail berantai yang 'nyasar' ke dalam inbox kita? yang isi-nya antara lain pertama-tama selalu bicara soal kebaikan, bicara soal agama, namun pada kalimat terakhir ada nada ancaman: "forward e-mail ini kepada 7 orang yang anda kenal, apabila tidak maka dalam waktu seminggu anda mendapat musibah". orang yang mengerti dan faham akan hujjah dalam mengamalkan suatu ibadah, tentu tidak mudah terpengaruh oleh e-mail junk yang menyesatkan seperti ini. namun sebaliknya, orang-orang setaraf ahli ibadah sekalipun, tetapi tidak memiliki keyakinan dan hujjah yang kuat, hatinya mudah terombang ambing oleh retorika semu seperti itu. mereka akan mudah percaya hal-hal seperti itu. bisa yang bersifat syirik, kurafat, atau tahayul. percayalah.
dan percayalah bahwa dengan terombang ambingnya hati, insya Allah itulah jalan bagi setan untuk masuk lebih dalam lagi untuk merusak apa yang ada di dalam hati manusia, yaitu niat! apabila niat dalam hatinya telah rusak, amal ibadah selama 10.000 tahun pun tak akan ada manfaatnya. maka, efektif-lah, karena dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah... pergunakan waktu yang sedikit ini secara efektif dan tepat guna. jangan sampai niat mudah berubah. "yaa muqollibal quluub, tsabbit qulubanaa 'ala diinika". Wahai Dzat Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati kami diatas agamaMu.
Teguh Prayogo
No comments:
Post a Comment