Wisata ke Grojogan sewu tawangmangu

Dari klaten memakai mobil carteran memakan waktu kurang lebih satu jam untuk mencapai lokasi.
melewati daerah pegunungan, melihat pemandangan menjadi rekreasi tersendiri bosan dengan pemandangan ribuan motor dan mobil di jalanan sumpek Jakarta.
dari pelataran parkir, harus berjalan menurun menyusuri jalan kecil yang di sisi kirinya berjejer kios kios dagangan dari barang-barang kerajinan, makanan lokal, pakaian, dan jualan lainnya, serta WC umum tentunya plus musholla buat numpang sholat. di sisi kanan pohon-pohon hias dijual sekaligus menutupi lembah curam berisi hutan dan pepohonan tinggi. dari sini sudah terdengar suara air terjun bergemuruh di kejauhan.
Setelah berjalan kira-kira 200 meter maka sampailah pada pintu masuk lokasi, kami harus membeli tiket 6000 rupiah perorang. lucunya untuk orang asing dikenakan harga tiket 19.000 rupiah.. kok bisa ya beda-bedain seperti itu... mungkin maksudnya subsidi silang.. tapi bayangkan kalau saya lagi wisata ke luar negeri dan disana disuatu lokasi saya harus membayar lebih mahal dari yang dibayar penduduk lokal, mungkin ada rasa kesal juga, aneh saja.
Untuk ke lokasi air terjun kami harus menuruni tangga menuju Grojogan Sewu, yang kalau kondisi badan lagi ngga fit, apalagi buat manula, mungkin jadi perjuangan tersendiri. jauhnya mungkin sekitar 50 meter menuruni bukit. namun lokasi yang teduh ditengah hutan dengan pohon yang tinggi membuat perjalanan menjadi menyenangkan. Wisata Grojogan Sewu yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini memang punya karakter tersendiri. Apalagi kalau dinikmati pada saat hari biasa dimana jumlah pengunjung tidak terlalu banyak. Dengan lokasi ketinggian kira-kira 1000 meter di atas permukaan air laut, hawa sejuk sangat terasa di tempat ini. Apalagi di kanan kiri air terjun banyak pohon besar yang berumur puluhan bahkan ratusan tahun. Barangkali wisata belanja sayur-sayuran dan buah khas pegunungan bisa juga menambah alternatif tujuan ke tempat ini. Selain itu di sekitar pintu masuk juga tersedia penyewa kuda, tak ada salahnya untuk mencoba berkeliling naik kuda hanya denga biaya lima belas ribu rupiah untuk satu kali putaran. satu hal yang baru saya sadari saat masuk pintu masuk lokasi wisata adalah ada banyak monyet disitu, dilepas dan hidup dengan liar. dan sepertinya mereka sudah akrab dengan kehadiran manusia.
sayangnya baru 10 langkah dari pintu gerbang mau menuruni tangga, sudah terjadi peristiwa kejahatan serius pada rombongan kami. seekor monyet yang cukup besar menghampiri mertua saya yang membawa tas kresek plastik dan langsung merobek tas plastik itu sehingga isinya berceceran, dan dengan sigap si monyet langsung mengambil sebungkus makanan ringan snack yang langsung dia bawa kabur.
kami agak ketakutan juga, tapi akhirnya diputuskan kantong kresek berisi makanan dimasukkan semua kedalam tas. sehingga terhindar dari perampasan monyet-monyet 'preman' yang banyak berkeliaran.
sampai juga di bawah. menyewa tikar seharga 3000 rupiah, istirahat sejenak di dekat kolam renang buat anak-anak. disana ada juga musholla yang cukup bersih. pedagang-pedagang makanan disitu saya perhatikan membawa selepetan / ketepel ditangannya untuk mengantisipasi monyet merampas dagangan mereka.
ada juga pedagang sate yang menjual daging ayam dan daging KELINCI ???
.... aduh... ngga tega rasanya makan daging kelinci...
saya dan istri saya tentu saja menyempatkan waktu agak lama di pelataran air terjun, berfoto disana.
saya ingat 30 tahun yang lalu saya pernah ketempat ini, waktu itu saya ingat sekali usia saya masih 10 tahun dan waktu saya berfoto di air tejun, ada pelanginya. indah sekali. hari ini pelanginya lagi tidak kelihatan, tapi tetap saja air terjun tawangmangu merupakan air terjun yang menebar pesona keindahan tersendiri.
Setelah berkeliling-keliling di sekitar air terjun dengan ketinggian kurang lebih 81 meter ini, kami duduk sembari menikmati sate ayam. Rasanya lumayan enak, dan harganya pun tidak terlalu mahal, hanya dibandrol tujuh ribu rupiah per porsi.
2 jam kami disana, seusai shalat Dhuhur kami beranjak pulang..
lagi-lagi harus lebih ngos-ngosan lagi untuk menaiki tangga keatas. bagusnya tangga turun dan tangga naik dipisahkan sehingga tidak ada benturan antara pengunjung yang baru datang dan yang mau pulang.
tak lupa sebelum pulang kami belanja tanaman-tanaman hias dan oleh-oleh lainnya di kios yang kami temui. harganya ternyata tidak mahal. mungkin karena persaingan, jadinya mereka juga bersaing harga.
Buat yang berwisata ke Jogjakarta, lokasi air terjun tawang mangu boleh jadi target tujuan wisata... tidak akan kecewa deh..
indahnya pemandangan plus mencekamnya monyet-monyet 'preman-preman' jadi sesuatu yang jarang ditemukan dalam keseharian, apalagi buat yang tinggal di Jakarta seperti saya. it's worthed.


Jalan menuju lokasi


Bunga edelweiss dijumpai juga di jual disini


pintu depan lokasi wisata




istri saya sedang membeli tiket (domestik...)


peristiwa perampasan sempat terekam di kamera


salah satu preman lokal


menuruni tangga ekstra hati-hati


hampir sampai...


Air terjun Grojogan sewu


pedagang sate kelinci.. sadizz..

pedagang bersenjatakan ketepel.. monyet... ayo sini...

sesi pemotretan, my lovely wife..


subhanallah..


airnya dingin...

beraninya dari jauh... ;)

Ini dokumentasi suasana kalau lebaran, penuh wisatawan
sate ayam lho..
so cuteee....
kolam renang juga adaaa...


vandalisme juga adaaa......

3 comments:

amilus said...

dear abah,
surprise bgt,rasanya baru sekali ini bener2 bisa mengenali abah dan bunda :) , btw kalo ga salah terakhir saya ke grojogan sewu waktu balik dari mudik lebaran 2 tahun lalu, keren emang, apalagi jalan nanjak baliknya itu :P

destinationheaven Indonesia said...

duhh... harusnya ngga upload foto diri ya.. gmana kalau jadi beken nih... :)

trims sudah comment dan trims sudah add blog ini di blog kamu yang bagus...

tersanjung jadinya...

sahabatmu.

Pesona Wisata dan Kerajinan Magetan 2011 said...

hoho dari tetangga sebelah ini, ikutan nimbrung gan