LAYAKKAH KITA MENJADI HAMBA PILIHAN?


Bersyukur bahwa Allah menjadikan kita hamba pilihanNya dengan menjadikan dan memberikan Islam sebagai agama yang kita anut. Sebagai manusia pilihan sudah seharusnya kita secara individu harus berusaha nunjukin qualitas terbaik kepada Allah SWT dalam setiap beribadah kepadaNya. Setuju kan? (pasti setuju banget). Sayangnya kenyataan yang ada, kebanyakan dari kita sudah merasa cukup dengan kebenaran yang kita terima, sampai-sampai bikin kita terlena. Kita merasa tidak perlu lagi meningkatkan qualitas ibadah. (kayak semacam ada jaminan yang penting ibadah kita tertib sudah dijamin surga, enak banget..) Coba deh kita lihat ke diri kita sendiri dalam beribadah kepada Allah SWT. Sebagai contoh dalam sholat, kita sering dalam menunaikan ibadah sholat hanya sebatas menggugurkan kewajiban, tanpa adanya penghayatan dalam sholat. Cobalah kita ingat dalam sholat kita yang kita kerjakan setiap saatnya, mulut kita melafadzkan dzikir tetapi pikiran kita melayang kemana-mana. Hati kita kosong, gerakan kita seakan nggak punya arti. Padahal saat itu kita sedang menghadap pada Dzat yang akan memberikan kita Surga... dan perlu diingat bahwa sholat itu tolak ukur dari semua amal ibadah kita, kalau sholat kita enggak berqualitas apalagi amalan yang lainnya. Rasulullah pernah bersabda :“Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali dihitung pada hari kiamat nanti adalah sholatnya. Jika dalam sholatnya dijumpai sempurna maka amalan
yang lainnya juga sempurna.”

Khusuk dalam Sholat
Sudah seharusnya kebiasaan diatas kita rubah meskipun dengan secara berlahan. Kita harus sadarkan diri kita bahwa sebagai manusia pilihannya Allah SWT, berarti kita juga harus menunjukkan qualitas kita dalam beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampai Allah SWT memilih kita terkesan sia-sia, karena kita tidak menunjukan qualitas ibadah disisi Allah SWT.Coba kita bayangin deh, saat kita jadi direktur, kita mengangkat operator jadi manager, setelah diangkat dia tidak berusaha nunjukin qualitasnya sebagai manager, malah tetap sama dengan qualitas operator pada umumnya. Pasti dong kita merasa sia-sia sudah mengangkat dia, ya tidak? Sholat kalau bisa jangan lagi kita jadikan sebagai kewajiban tapi sebagai kebutuhan, sehingga dalam melaksanakan kita tidak merasa terpaksa tapi karena kita memang sangat memerlukan waktu berkomunikasi dengan Sang Pencipta, kita sangat memerlukan berkeluh kesah dengan Sang Maha Kuasa. Sehingga dalam melaksanakan, sholat kita akan berusaha melakukannya dengan yang terbaik, penuh dengan kekhusuan, tidak tergesa-gesa, dll. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman : “Sungguh-sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (yaitu :) orang yang didalam sholatnya khusuk”. (Qs. Al-Mukminun, 1-2)
Dalam surat ini, disebutkan ciri-ciri orang iman yang paling pertama adalah orang yang khusuk dalam sholatnya. Sudahkah kita khusuk ??
Mulai saat ini mari kita tunjukkan kepada Allah SWT (kemanusia sih, kayaknya tidak perlu deh..), bahwa kita memang layak dipilih oleh Allah SWT menjadi manusia yang disayangi-Nya. Salah satunya dengan cara khusuk setiap kita melaksanakan Sholat. Mulut, telinga, pikiran dan hati kita bersama-sama melakukan Dzikir.Untuk kita bisa menjadikan sholat kita yang terbaik maka kita mulai untuk menjadi hamba yang ihsan, apa sih ihsan itu? Dalam riwayat Al-Bukhari dalam kitabul iman diriwayatkan Jibril bertanya pada Rasulullah SAW.“Malaikat Jibril bertanya : Apakah Ihsan itu, Rasulullah menjawab: Ihsan adalah apabila kamu menyembah pada Allah seakan-akan Allah kamu melihat pada-Nya, maka jika tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihat padamu”.

Tips dapat membantu kita bisa lebih khusuk dalam sholat.
1.Mulut mengucapkan bacaan Sholat sampai terdengar telinga kita sendiri
2.Telinga harus berusaha mendengarkan setiap apa yang kita ucapkan.
3.Pikiran harus menterjemahkan apa yang telah didengar oleh telinga.
4.Hati meresapi semua yang telah diterjemahkan oleh pikiran kita.

Dan ada juga sedikit tips agar dalam gerakan sholat kita mempunyai arti sehingga kita lebih bisa menikmati sholat kita :
1.Disaat kita berdiri dan membaca surat Al-Fatiha, kita bayangkan diri kita sedang menghadap Raja Yang Maha Kuasa untuk memohon pertolongan dan memohon ditunjukkan jalan menuju keselamatan dan kebahagian yang abadi.
2.Disaat kita rukuk, kita bayankan diri kita sedang menghormat Raja Yang Maha Agung dengan memuji-Nya “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung”
3.Disaat sujud kita bayangkan diri kita sedang menghadap Raja Yang Maha Mulya dengan posisi kita yang rendah (hina) dengan memuji-Nya “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi”
4.Disaat duduk diantara dua sujud kita bayangkan diri kita duduk bertekuk lutut dihapan Raja yang menguasai alam semesta ini dengan memohon ampunan-Nya “Tuhanku ampunilah aku”.

Mudah-mudahan dengan tulisan ini dapat memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua dan tidak ada kata terlambat untuk berbuat yang lebih baik dari hari kemarin.

Orang yang pintar adalah orang yang ingat akan mati dan membagusi persiapan untuk setelah mati" (HR. Ibnu Majah)

No comments: