Diary si tukang intip


Hidupnya tidak pernah tenang. Hatinya selalu merasa was-was. Pikirannya selalu dipenuhi beban-beban yang nggak penting. Setiap saat memikirkan hal-hal yang merugikan. Ehm…yang jelas prinsip hidupnya “senang bila lihat orang di sekitarnya susah dan susah bila lihat orang di sekitarnya seneng”.
Si tukang intip, itulah namanya. Entah jenis kelaminnya apa juga tak jelas. Namun berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, si tukang intip berjenis kelamin perempuan, tapi kadang juga bisa berubah menjadi laki-laki. Mmmmmm.
Sebenarnya dia pintar, kaya, dan penuh pesona. Tuh kurang apalagi coba. Sempurna khan. Namun si tukang intip tak pernah merasa puas dengan kehidupannya.
Setiap hari dia selalu sibuk.. Sibuk menggunjing, sibuk mengurusi urusan orang lain, sibuk merencanakan sesuatu buat orang lain. Yang jelas dia termasuk tipe-tipe manusia yang “peduli” terhadap lingkungan sekitar.
Berikut schedule si tukang intip minggu ini:
Hari minggu è ke rumah Santi, katanya dia baru beli rumah baru, ya wajib dikontrol donk…masak tenang-tenang aja. Pengen tahu belinya itu pake duit nya sendiri atau ngutang atau apa…secara gitu lho suaminya khan Cuma karyawan biasa. Jangan-jangan punya tuyul, so wajib dikorek sampai dalam, sedalam-dalamnya….
Hari senin-jumat è paginya kerja, itupun Cuma setor wajah doank, di tempat dia bekerja, mulai sibuk banget menyebarkan berita-berita terhangat, mulai dari yang sepele sampai yang berat-berat, tapi lebih banyak yang nggak penting-penting gitu deh…. Ehm, so orang –orang di kantor pada seneng banget, gak perlu lihat infotainment.
Sorenya survey lapangan. Tugas kantorkah? Ternyata bukan. Si tukang intip sibuk mencari tahu informasi tentang orang-orang di sekitarnya, sampai lupa memikirkan diri sendiri. Nah, minggu ini dia mesti ke rumah Alfredo, katanya dia baru aja menikah, pengen tahu istrinya secantik apa dank kok bisa (ketemunya di mana, dipaksa atau nggak, kesambet apa, dsb).
(ket: si tukang intip bisa berubah jadi pria atau wanita, tergantung situasi dan kondisi)
Malam hari, dia sibuk memikirkan apa yang tidak dimilikinya…..
Kenapa sih rumahku Cuma satu?
Kenapa sih aku nggak jadi artis aja?
Kenapa sih mobilku nggak ganti-ganti?
Kenapa HP ku gitu2 aja?
Kenapa si Dora bisa dapet suami yang baik dan cakep?
Kenapa si Budi dapet istri yang baik hati, padahal dia dulu kan…..
Kenapa sih aku nggak bisa keliling dunia?
Kenapa sih aku Cuma gini-gini aja?
Hari sabtunya, dia masih sibuk memikirkan tips dan trik jitu buat mewujudkan impiannya…yaitu…..dia sendiri juga nggak ngerti apa, masih pusing…..
Intinya kehidupan si tukang intip tidak pernah bahagia walaupun bergelimang harta……Ehm….. Selalu merasa kurang….kurang….dan kurang….Tak pernah menikmati hidup ini……
Sungguh kasihan ya…….

milis DT

No comments: