Ketika Datang Panggilan Shalat Jama’ah

oleh Muhammad Abduh Tuasikal

Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai berbagai adab menuju masjid
ketika menghadiri shalat jama’ah dan amalan apa saja yang dilakukan
sebelum shalat. Semoga bermanfaat.

Tinggalkanlah Berbagai Aktivitas Ketika Datang Panggilan Shalat
Dari Al Aswad, dia berkata bahwa dia menanyakan pada ‘Aisyah mengenai apa
saja yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya?
‘Aisyah menjawab,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu pekerjaan
keluarganya, ketika ada panggilan shalat jama’ah, beliau bergegas pergi
menunaikan shalat.” (HR. Bukhari)
Itulah yang semestinya dilakukan ketika seseorang mendengar adzan, bukan
malah meneruskan aktivitas hingga iqomah, baru bergegas ke masjid.

Bergegaslah Mendatangi Masjid dan Berusaha Untuk Datang Lebih Awal
Kenapa demikian? Yaitu agar seseorang memperoleh shaf pertama dan agar
mendapatkan pahala karena menunggu shalat.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Seandainya setiap orang tahu keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian
mereka ingin memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan
berundi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah shaf pertama, sedangkan yang
paling jelek bagi laki-laki adalah shaf terakhir. Sebaik-baik shaf bagi
wanita adalah shaf terakhir, sedangkan yang paling jelek bagi wanita
adalah shaf pertama.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang memasuki masjid, dia berarti dalam keadaan shalat selama
dia menunggu shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Usahakan Berwudhu (Bersuci) di Rumah
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian dia berjalan menuju salah satu
rumah Allah untuk menunaikan kewajiban yang Allah wajibkan, maka satu
langkah kakinya akan menghapuskan kesalahan dan langkah kaki lainnya akan
meninggikan derajat.” (HR. Muslim)

Menuju Masjid dengan Berjalan Kaki
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.” (HR.
Muslim no. 2382)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap langkah menuju tempat shalat akan dicatat sebagai kebaikan dan
akan menghapus kejelekan.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih)

Apakah Perlu Memperpendek Langkah Kaki?
Ada sebagian ulama yang menganjurkan bahwa setiap orang yang hendak ke
masjid hendaknya memperpendek langkah kakinya. Akan tetapi, ini adalah
anjuran yang bukan pada tempatnya dan tidak ada dalilnya sama sekali.
Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits hanya mengatakan
‘setiap langkah kaki menuju shalat’ dan beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidak mengatakan ‘hendaklah setiap orang memperpendek langkahnya.’
Seandainya perbuatan ini adalah perkara yang disyari’atkan, tentu Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menganjurkannya kepada kita. Yang
dimaksudkan dalam hadits ini adalah bukan memanjangkan atau memendekkan
langkah, namun yang dimaksudkan adalah berjalan seperti kebiasaannya.
(Lihat Syarh Al Arba’in An Nawawiyah, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al
Utsaimin pada penjelasan hadits no. 26)

Haruslah Tenang, Tidak Perlu Tergesa-gesa Menuju Masjid
Abu Qotadah mengatakan,
“Tatkala kami menunaikan shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika itu terdengar suara beberapa orang yang tergesa-gesa. Kemudian
setelah selesai shalat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Ada
apa dengan kalian tadi?” Orang-orang yang tadi tergesa-gesa pun menjawab,
“Kami tadi tergesa-gesa untuk shalat.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam pun berkata, “Janganlah kalian lakukan seperti itu. Jika kalian
mendatangi shalat, bersikap tenanglah. Jika kalian mendapati imam shalat,
maka ikutilah. Sedangkan apa yang luput dari kalian, sempurnakanlah.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika kalian mendengar adzan, berjalanlah menuju shalat, bersikap tenang
dan khusyu’lah, janganlah tergesa-gesa. Jika kalian mendapati imam shalat,
maka shalatlah. Sedangkan apa yang luput dari kalian, sempurnakanlah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Bacalah Dzikir Ketika Berjalan Ke Masjid dan Ketika Masuk Masjid
Ketika keluar rumah, hendaklah setiap muslim membaca do’a: Bismillahi
tawakkaltu ‘alallah laa hawla wa laa quwwata illa billah (Dengan nama
Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali
dengan-Nya).
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang keluar dari rumah, lalu dia mengucapkan “Bismillahi
tawakkaltu ‘alallah, laa hawla wa laa quwwata illa billah” (Dengan nama
Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali
dengan-Nya), maka dikatakan ketika itu: “Engkau akan diberi petunjuk,
dicukupkan, dijaga, dan setan pun akan menyingkir darinya”. Setan yang
lain akan mengatakan: “Bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu seseorang
yang telah mendapatkan petunjuk, kecukupan dan penjagaan?!” (HR. Abu Daud
dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Kemudian ketika perjalanan menuju masjid, hendaklah membaca do’a:
“Allahummaj’al fii qolbiy nuuron wa fii lisaaniy nuuron waj’al fi sam’iy
nuuron waj’al fii bashoriy nuuron waj’al min kholfiy nuuron wa min
amamaamiy nuuron, waj’al min fawqiy nuuron wa min tahtii nuuron. Allahumma
a’thiniy nuuron. [Ya Allah, berikanlah cahaya di hatiku, pendengaranku,
penglihatanku, di belakangku, di hadapanku, di atasku dan di bawahku. Ya
Allah berikanlah aku cahaya]” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika masuk masjid, ucapkanlah do’a: Allahummaftah lii abwaaba rohmatik
(Ya Allah, bukakanlah padaku pintu rahmat-Mu).
Dari Abu Usaid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika salah seorang di antara kalian memasuki masjid, ucapkanlah:
Allahummaftah lii abwaaba rohmatik (Ya Allah, bukakanlah padaku pintu
rahmat-Mu). Dan jika keluar dari masjid, ucapkanlah: Allahummaftah lii
abwaaba min fadhlik (Ya Allah, bukakanlah padaku pintu kemuliaan-Mu) .”
(HR. Muslim)

Janganlah Menyela-nyela Jari-Jemari
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila salah seorang diantara kalian wudlu di rumahnya kemudian
ia pergi ke masjid, maka ia senantiasa dalam keadaan shalat hingga ia
kembali pulang ke rumahnya. Oleh karena itu, janganlah ia melakukan
melakukan seperti ini ! – Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam
memperagakan dengan menjalinkan jari-jemarinya (tasybik)” [HR. Ibnu
Khuzaimah no. 439, Al-Haakim 1/206, dan Ad-Daarimi no. 1446; shahih].
Dari Abu Ummamah Al-Hanaath : Bahwasannya Ka’b bin ‘Ujrah bertemu
dengannya saat ia hendak pergi ke masjid. Mereka saling bertemu waktu itu.
Ka’b melihatku sedang menjalinkan jari-jemariku (tasybik), kemudian
ia melarangku dan berkata : “Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam pernah bersabda :
‘Apabila salah seorang diantara kalian wudlu, membaguskan
wudlunya, kemudian pergi menuju masjid; maka janganlah ia menjalinkan
jari-jemarinya (tasybik). Sesungguhnya ia dalam keadaan
shalat” [HR. Abu Dawud no. 562; At-Tirmidzi no. 386; Ahmad 4/241,242, 243;
Ibnu Khuzaimah no. 441; Ad-Daarimi no. 1444; dan yang lainnya – shahih].

Kerjakanlah Shalat Tahiyyatul Masjid, Jangan Langsung Duduk
Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika salah seorang dari kalian memasuki masjid, maka janganlah dia duduk
sampai dia mengerjakan shalat sunnah dua raka’at (shalat sunnah tahiyatul
masjid).” (HR. Bukhari)

Janganlah Mengerjakan Shalat Sunnah Ketika Iqomah
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila dikumandangkan iqomah, maka tidak ada shalat lagi selain shalat
wajib.” (HR. Muslim)

Jangan Keluar dari Masjid Setelah Adzan
Abdurrahman bin Harmalah mengatakan, ”Seorang laki-laki datang menemui
Sa’id bin Al Musayyib untuk menitipkan sesuatu karena mau berangkat haji
dan umroh. Lalu Sa’id mengatakan kepadanya, ”Janganlah pergi, hendaklah
kamu shalat terlebih dahulu karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Tidaklah keluar dari masjid setelah adzan kecuali orang munafik atau
orang yang ada keperluan dan ingin kembali lagi ke masjid.” Lalu orang ini
mengatakan,”(Tetapi) teman-temanku sedang menunggu di Al Harroh.” Lalu dia
keluar (dari masjid). Belum lagi Sa’id menyayangkan kepergiannya,
tiba-tiba dikabarkan orang ini telah jatuh dari kendaraanya sehingga
pahanya patah.” Hadits ini terdapat dalam Sunan Ad Darimi pada Bab
‘Disegerakannya hukuman di dunia bagi orang yang meremehkan perkataan Nabi
dan tidak mengagungkannya’.
Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.

Jangan Berdiri Ketika Iqomah Sampai Imam Berdiri
Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika iqomah sudah dikumandangkan, maka janganlah kalian berdiri sampai kalian melihatku berdiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

No comments: