2 Hari di kantor Imigrasi




08/05/08 Dikarenakan ada tugas dari kantor, saya kemungkinan harus pergi ke Singapore untuk training di sana selama 3 hari. Karena Paspor saya sudah habis masa berlakunya 3 tahun yang lalu (saya membuat paspor tahun 2000 waktu ke Amrik, training juga) terpaksa saya harus mengurus pembuatan paspor baru. Dibilang terpaksa karena saya memang agak alergi berurusan dengan birokrasi. Untungnya biaya pembuatan paspor juga diganti oleh kantor hingga saya memutuskan memakai bantuan agen (atau calo istilah kasarnya) untuk membantu mengurus pembuatan paspor di kantor Imigrasi, yang walau jadi lebih mahal karena ditambah jasa calo tapi semoga saja jadi lebih mudah dan cepat.
Singkat kata saya berhubungan dengan seorang bapak bernama Budi (nama samaran), dia biasa membantu karyawan di kantor saya untuk mengurus pembuatan paspor. Dari penjelasannya yang saya bisa tangkap kalau mau urus paspor bisa di kantor imigrasi mana saja tidak harus diwilayah KTP saya atau tempat tinggal saya, karena sekarang semua kantor imigrasi sudah sistim online. Proses awalnya :

1. Beli formulir lalu isi. Harganya sekitar 12 ribu sama materai
2. Minta nomer antrian
3. Ajukan ke imigrasi dan tanya di loket, kapan bisa datang buat foto dan wawancara.

Kalo ngurus sendiri, kira-kira bisa 1 minggu. Harganya jauh lebih murah, 270 ribu. Kalo lewat agen, 2 hari jadi biayanya 700 ribu dan 1 minggu jadi 500 ribu untuk paspor 24 halaman.

Pas ngajuin ke loket, bawa juga dokumen ini:

Surat Keterangan Kantor
FK Ijazah SD
FK Ijazah SMP
FK Ijazah SMA
FK Ijazah Universitas
FK Kartu Keluarga
FK Akte Nikah
FK KTP
FK Akte Lahir
FK Surat Kewarganegaraan (engga perlu, buat yang keturunan aja)
Paspor Lama

Semua berkas sudah saya siapkan dan saya serahkan ke bapak Budi, lalu seminggu kemudian dia telpon minta saya tetapkan hari bisa datang ke kantor imigrasi untuk wawancara dan foto. Setelah mendapat ijin ambil cuti setengah hari saya tetapkan kesana hari Jum'at pagi, 1 Agustus 2008. tak lupa pak Budi minta saya membawa semua dokumen asli untuk nanti ditunjukkan sa'at wawancara.

Kantor Imigrasi Jakarta Barat sendiri terletak di Jl. Poskota (Seberang Museum Fatahillah, Satu deret Dengan Stasiun Ka Beos). Saya kesana naik motor, melewati perempatan Asemka saya melewati beberapa gedung tua peninggalan belanda sebelum akhirnya tiba di kantor imigrasi yang ternyata relatif sederhana dan terlihat sepi dari luar, tapi saat memasuki gedung bagian belakang baru terlihat kerumunan orang-orang banyak. saya bertemu dengan pak Budi yang lagi duduk-duduk di depan pintu masuk menunggu saya, dan dari penjelasan singkat dia ternyata kayaknya hari itu kantor imigrasi lagi ada masalah dengan sisim komputernya sehingga pelayanan jadi terganggu. benar saja, dari jam 9 pagi sampai jam 11.30 saya hanya bisa duduk dibangku ruang tunggu menanti ketidak pastian apakah bisa foto dan wawancara hari ini, karena untuk antri pembayaran pun pak Budi tampak mengalami kesulitan karena sistim komputernya tidak jalan. dia sendiri masih bingung dengan prosesnya yang kata dia berubah dari biasanya. Banyak yang pemohon paspor ynag terlihat mengeluh dan menggerutu dengan lambatnya pelayanan hari itu, namun mereka tidak berani protes (khawatir permohonan paspornya dipersulit?).jam 1145 saya putuskan tidak melanjutkan karena harus shalat Jum'at. hari senin saja saya coba lanjutkan lagi. Alhamdulillah ngga ngebut-ngebut amat naik motor sayamasih bisa tepat waktu azan saat saya tiba di mesjid dekat kantor.



Hari senin saya ijin lagi setengah hari keluar kantor, dengan perasa'an ngga enak tentunya karena biasanya hari senin pagi banyak pasien dan kerja'an kantor.hari ini awalnya cukup menjanjikan karena sa'at datang saya langsung dituntun untuk ke ruang foto, namun ternyata nama saya belum ada di komputer walau berkas saya sudah di meja petugas foto. minta nomer antrian dulu kata petugasnya kepada pak Budi.tapi sa'at kembali dengan nomer antrian ditangan ternyata komputer bagian foto mendadak 'hang'. tidak bisa digunakan sama sekali. saya menunggu lagi sebentar bersama ratusan pemohon passpor lainnya dan saya diajak masuk ke bagian wawancara.lobi pak Budi berhasil membuat saya termasuk yang didahulukan untuk wawancara dan foto, jalur istimewa atau jalur cepat rupanya. ngga ngerti gimana para agen ini bekerjanya kayak siluman keluar masuk ruangan dan tahu-tahunya berkas saya sudah beres. wawancaranya sendiri agak kaku karena yang mewawancarai pun berkesan angker dan jaim (kata anak muda jaman sekarang). saya juga hati-hati karena sudah di wanti-wanti harus pinter-pinternya jawab pas wawancara. Karena ada yang udah punya paspor pun engga dikasih karena wawancaranya meragukan. walau sebenarnya yang penting jujur saja, toh saya bukan kriminal atau mau kabur bawa hasil korupsi :) hehehe... terserah sama Allah saja, kalau qodarku gagal dapat paspor ya sudah. kayaknya sih wawancaranyan lancar-lancar saja karena setelah beberapa pertanya'an mengkonfirmasi status saya, bapak pewawancara minta saya ambil foto dan sidik jari. sayapun bergabung dengan sekitar 10 orang 'istimewa' yang diruang khusus dekat pintu masuk menuju ruang foto. rata-rata sebagian besar 'orang istimewa' ini warga keturunan. mungkin mereka punya prinsip sama seperti saya, ngga mau repot :P

nah, disitu dimulai uji kesabaran saya, menunggu hampir 5 jam untuk di foto. duduk bengong, sempat berdiri karena ada ibu muda bawa bayi ngga kebagian duduk, kadang juga saya baca koran, utak-utik HP, melihat-lihat petugas-petugas imigrasi berusaha mengakses masuk berulang-ulang ke komputer mereka namun tidak bisa. mereka bilang permasalahannya sama, sistem komputernya baru, atau komputernya tidak berhasil nyambung ke servernya. Yang mengherankan dari kacamata saya, saya melihat walau pelayanan jadi terganggu total, staf imigrasi terlihat santai saja tidak terlihat panik atau pusing dengan pekerja'an yang jadi menumpuk. sepertinya mereka tidak terbebani, seperti bilang masalah komputer bukan urusan gue.. itu pekerja'an orang-orang IT, dan orang-orang IT nya sendiri baru saya lihat datang sekitar jam 11 itupun cuma satu orang yang terlihat dengan santainya sambil senyum-senyum mengutak-utik komputer.jam 1130 mendadak lampu dipadamkan, wah.. masih sempat-sempatnya istirahat padahal merekakan 'belum kerja'... ??? saya keluar makan mie pangsit dipinggir pagar, murah meriah.jam 1300 setelah orang IT bisa menghidupkan 1 komputer, proses foto mulai berjalan dengan menggunakan satu komputer yang tersambung dengan kamera dan alat digital fingerprint.para 'orang istimewa' berebut mencoba didahulukan fotonya.setelah komputer kedua hidup (ada 4 atau 5 komputer kamera disitu), akhirnya saya bisa dapat giliran. itupun setelah pak Budi dengan gigih bolak-balik memindahkan formulir antrian saya ketumpukan bagian atas hingga saya dipanggil duluan.setelah berhasil di foto dan diambil sidik jarinya (sempat ketar-ketir karena yang ambil sidik jari wanita muda cantik yang memegang jari jemari saya menuntun dicap ke scan jari.. :P), akhirnya proses terakhir menandatangani paspor dan berkas-berkas lain.

Alhamdulillah setelah 5 jam penat, selesai juga. saat pulang saya sempat memikirkan gimana para pemohon lain yang berusaha mengurus sendiri tanpa perantara agen ya? bisa-bisa sampai berhari-hari prosesnya.yah semoga saja paspor saya cepat jadinya. sesuai janji pak Budi, dia bilang paling lambat 4 hari dia akan antarkan ke kantor. semoga.

Ini beberapa artikel dari internet tentang pelayanan kantor imigrasi :
Sistem Diganti, Pelayanan Terganggu (MediaIndonesia):

Akibat pergantian perangkat dan sistem, pelayanan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi di Jakarta dan sekitarnya terganggu, kemarin. "Proses pembuatan buku paspor yang semula menggunakan sistem biometrik kini diganti dengan sistem e-office atau e-passport," ungkap salah seorang petugas Kantor Imigrasi Jakarta Selatan.
Akibat pergantian sistem itu, Kantor Imigrasi Jaksel hanya menerima berkas pendaftaran, tetapi tidak bisa melakukan pengambilan foto. "Yang memasukkan berkas hari ini baru bisa difoto tanggal 5 (Agustus) nanti. Kami masih melakukan pendataan pemohon lain yang sudah memasukkan berkas sebelumnya," katanya.
Di Jakpus, pelayanan juga sempat terhenti. "Tadi memang sempat ada gangguan, tapi sebentar," jelas Abdul Wahab, pegawai Kantor Imigrasi Jakpus.
Adapun di Jaktim, Kantor Imigrasi hanya mampu melayani setengah dari kemampuannya setiap hari. "Biasanya sehari sekitar 200 paspor yang dapat kami proses. Namun, hari ini hanya setengahnya," kata Wakil Kepala Kanwil Imigrasi Jaktim Iskandar.
Iskandar mengatakan pergantian perangkat itu belum dimengerti para petugas. "Kami sudah memberi pelatihan kepada mereka. Namun, wajarlah banyak yang harus disesuaikan di hari pertama," ujarnya.
Pergantian perangkat itu juga menyebabkan ratusan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) yang membuat paspor di Kantor Imigrasi Khusus TKI, Jalan Perintis Kemerdekaan I, Cikokol, Kota Tangerang, terbengkalai.
Berdasarkan pemantauan, ratusan calon TKI yang datang dari berbagai tempat pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) di Jabodetabek sejak pagi sudah mendatangi Kantor Imigrasi. Namun hingga menjelang sore, pembuatan paspor tersebut tidak kunjung selesai.
Para petugas di ruang pendataan dokumen sangat lamban karena harus mencocokkan foto biometrik dengan pemohonnya. "Saya sampai di kantor ini pukul 09.00 WIB. Tapi hingga sekarang (pukul 14.00 WIB) pembuatan paspor tersebut belum selesai," kata, Hasanah, 22 asal Nusa Tenggara Barat, yang hendak berangkat ke Arab Saudi.
Kepala Sub Direktorat Dokumen Pelayanan TKI Tamzil Yakop mengakui pihaknya kewalahan dengan penerapan sistem baru tersebut. "Biasanya dari pagi hingga pukul 14.30, 200 orang pemohon sudah bisa ditangani. Hari ini baru sekitar 20 orang yang teratasi," katanya.
Seperti diberitakan sejak diberlakukannya sistem pengelolaan baru pelayanan pemohon paspor,tanggal 25 Juli lalu, terjadi stagnasi pelayanan di seluruh kantor imigrasi Indonesia. Namun Budi Santoso meyakinkan mulai Senin (4/8) mendatang seluruh pelayanan pemohon paspor akan kembali berjalan normal. "Insya Allah, Senin depan kami kira pelayanan pemohon paspor di Imigrasi Jaksel akan normal kembali," ujarnya.
Dijelaskan kemacetan pelayanan karena sistem pengelolaan baru ini terjadi sejak masuknya berkas pemohon yang akan diverifikasi, pelayanan pembayaran, dan pelayanan foto pemohon. "Nah disetiap tahapan memang terjadi kemacetan akibat peralihan sistem lama ke sistem baru tersebut. Di sini kami minta pengertian para pemohon paspor," cetusnya.
Menurut Budi Santoso,stagnasi juga pernah terjadi pada tahun 2006 dalam kasus yang sama. Pada tahun itu juga terjadi stagnasi akibat perubahan pengelolaan sistem yang lama kepada sistem yang baru."Jadi dulu juga pernah terjadi kemacetan selama seminggu untuk penyesuaian ke sistem yang baru,"ujarnya.
Namun ditegaskan sistem pengelolaan baru pelayanan pemohon paspor saat ini lebih canggih ketimbang sistem yang lama. Dalam sistem yang baru ini terjadi gabungan sidik jari dan foto pemohon yang melalui face recognition (perekaman pada retina mata wajah pemohon) akan terdeteksi bila pemohon sengaja membuat kembali duplikat permintaan paspor berikutnya. Misalnya seseorang telah membuat paspor di Jakarta Selatan lalu dengan data berbeda membuat kembali di Papua. Nah,dengan kecanggihan sistem baru ini pemohon akan ketahuan bahwa pemohon telah mendapat paspor di tempat lain.
"Jadi sistem baru ini memiliki kecanggihan atau akurasi lebih tinggi. Sementara itu sistem yang lama lebih mengandalkan sidik jari saja," tukas Budi. Karena itu dia meminta masyarakat bersabar sebab perubahan sistem ini dalam rangka perbaikan ke depan. (Bay/OL-03)
-------------
JAKARTA (Pos Kota) - Praktek percaloan sarat mewarnai proses pelayanan pembuatan paspor dan dokumen keimigrasian di Kantor Imigrasi se-Jakarta dan sekitarnya. Modusnya hampir sama, oknum pegawai imigrasi kerjasama dengan kawanan calo sehingga biaya membuat paspor meroket.
Pemantauan Pos Kota di Kantor Imigrasi Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Kota Tangerang, menunjukkan guna menjerat mangsanya, kawanan calo yang ‘orang dalam’ (pegawai kantor imigrasi – Red), memanfaatkan batas waktu minimal yang di tetapkan kantor imigrasi setempat.
Proses kepengurusan paspor berdasarkan kebijakan batas waktu paling cepat selesai 5 hari. Batas waktu tersebut bisa disodok calon menjadi 2 hari selesai jika pemohon mau mengeluarkan uang antara Rp600.000 sampai dengan Rp700.000/paspor.
Tarif resmi pengurusan paspor di kantor se-Jakarta maupun di Kota Tangerang, tebal 48 halaman hanya membutuhkan biaya Rp 270.000, dengan rincian buku paspor Rp. 200.000. foto Rp 55.000 serta biaya sidik jari Rp 15.000.
Layanan di Kantor Imigrasi Jakarta Barat, sebagian besar pemohon paspor cenderung memilih menggunakan biro jasa, sebagian lagi memilih jasa calo. Alasannya, lebih cepat selesai meskipun harus mengeluarkan biaya lebih dua kali lipat dari tarif resmi.
Pemohon cukup datang sekali menyerahkan berkas sekaligus diproses untuk pemotretan, sidik jari, wawancara dan tanda tangan. Istimewanya, tumpukan berkas atau dokumen pemohon lewat calo atau biro jasa bisa berada di bagian atas, mengalahkan pemohon langsung.
“Pemohon lewat calo cukup menyerahkan persyaratan tidak perlu mengisi formulir dan langsung difoto, sidik jari,” kata Ny. R. Amenah S, warga Cengkareng, Minggu (20/4).

Di Kantor Imigrasi Jakarta Utara, warga juga memilih pengurusan paspor melalui jasa calo atau biro jasa perjalanan. Bila diurus sendiri, antreannya panjang di ruang kantor yang sempit pula. ”Biokrasinya sangat lamban. Mau tidak mau akhirnya saya pilih lewat calo saja,” jelas Ny Reva warga Sunter.
Menurut Salman, satu biro jasa, yang mangkal di depan Kantor Imigrasi Jakut, harga pengurusan paspor bisa dilakukan nego. “Fungsinya biro jasa membantu orang yang tidak bisa ngurus sendiri keperluan mereka. Kami punya badan hukum,” katanya.
Kantor Imigrasi Jakarta Utara berada di kawasan Rumah Toko (Ruko) Kelapa Gading. Kondisi kantor tersebut tidak mencerminkan perkantoran pemerintah. Kondisinya mirip kantor agen/biro jasa perjalanan karena sempit dan pengab.
Edi Sukamto, Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Timur, didampingi Zilkifli, Kasi Lantaskim, dikonfirmasi tentang maraknya percaloan atau biro jasa, mengatakan, “Prinsipnya, kami akan memberikan pelayanan prima dan semaksimal mingkin kepada masyarakat. Untuk itu, kami imbau pemohon agar tidak mengurus malalui calo.”

Kepala Kantor Imigrasi Tangerang, Pondang, membantah merajalelanya kawanan calo di kantor pelayanannya. “Di sini kami terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada setiap pemohon. Sepengetahuan saya sudah tidak ada lagi calo di imigrasi ini,” kata Pondang.
Terkait dengan proses pembuatan paspor dengan cepat, ia menjelaskan bisa melakukannya tanpa melalui jasa calo. Asalkan prosedur kelengkapan surat-suratnya lengkap dan keperluan membuat paspor sangat jelas.
Mengenai oknum pegawai yang merangkap calo, Pondang berjanji menindak dengan cara memberikan sanksi tegas. Apalagi dengan meminta biaya pembuatan sampai dua-tiga kali lipat dari biaya resmi. “Tidak dibenarkan jika pegawai saya memungut biaya pembuatan paspor sampai dua-tiga kali lipat dari biaya resmi,” tegasnya.

Menyikapi gejala percaloan tersebut, Direktorat Jenderal Imigrasi ketika dihubungi menyatakan tidak pernah menolerir tindakan jajarannya yang memungli pemohon paspor. Bila ditemukan bukti yang cukup, maka akan diambil tindakan tegas hingga pemecatan.
“Larangan percaloan itu sudah menjadi komitmen pimpinan Imigrasi dan Depkumham,” kata Juru bicara Ditjen Imigrasi Agato, di tempat berbeda.
Sebaliknya pula, Agato meminta masyarakat untuk tidak memberi kesempatan kepada pegawai Imigrasi dalam pengurusan parpor atau dokumen keimigrasian lain, dengan iming-iming biaya lebih besar.
Sesuai dengan aturan, pengurusan papor dengan sistem bio metrik paling lama enam hari selesai. Normalnya antara tiga sampai lima hari.

Rumitnya proses pembuatan paspor di Kantor Imigrasi mendorong warga tergiur calo atau melalui layanan biro jasa. Sebab, bila mereka mengurus sendiri, waktunya lebih lama dan prosesnya berbelit-belit.
Seperti halnya, Ny Adjie, warga Sunter Jakarta Utara, saat akan mengurus paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Utara, Jalan Boulevard Kelapa Gading. Ia lebih memilih pembuatan paspornya melalui biro jasa. Selain lebih cepat waktunya, juga tidak usah repot-repot ngantre di kantor Imigrasi. ”Datang kalau dibutuhkan saja, yang lainnya sudah ada yang ngurusin,” jelasnya.
Ia mengaku bertemu orang yang biasa mengurus parpor di sekitar loket Kantor Imigrasi setempat. Mereka menawarkan jasanya dengan harga memang lebih tinggi dari harga normal. Bahkan mencapai dua kali lipat dari harga prosedur. Namun persyaratannya mudah, cukup bawa KTP, KK maupun buku nikah, mereka akan menguruskan. ”Biaya yang ditawarkan Rp750 ribu untuk satu parpor dan akan selesai tiga hari,” paparnya.
Karena kesibukan aktivitas kerja, ia mau berurusan dengan calo. Ia juga tidak mempermasalahkan biaya yang lebih mahal. Yang terpenting tepat waktu. Karena kalau sesuai prosedur resminya, bikin paspor dikenakan biaya pengurusan Rp270 ribu, harus memakan waktu hingga satu minggu, terkadang bisa lebih.
”Kami juga sibuk di kantor, jika setiap hari harus mondar-mandir ke Kantor Imigrasi jelas tidak sempat dan capek hati,” ungkap Ny Adjie.

Selain itu, lanjut dia, kalau menggunakan jalur resmi pemohon paspor setelah menyerahkan berkas formulir harus kembali lagi pada hari ketiga untuk wawancara, pemotretan, sidik jari dan tanda tangan. Dan kembali lagi mengambil paspor. “Kalau lewat calo, pemohon cukup menyerahkan persyaratan tidak perlu mengisi formulir dan langsung foto, sidik jari, tak perlu wawancara dan tinggal menunggu di rumah atau mau ambil sendiri paspor sudah jadi,” tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan seorang calo bernama Bambang S, 47, warga Pisangan Baru, Jatinegara, yang sedang mengurus paspor di Kantor Imigrasi (Kanim) Jaktim, Jalan Bekasi Timur Raya, Jakarta Timur. Menurut dia, urus paspor ingin cepat selesai, harus ada pengertian kepada beberapa pegawai yang mengerjakannya. “Di loket pengurusan ada sejumlah meja dan setiap meja harus ngasih salam tempel. Sebab, kami bersaing dengan sejumlah biro jasa resmi, kalau tidak, harus siap capek nunggunya,” ucapnya seraya mengatakan salam tempel tersebut minimal Rp 20 ribu.

2 comments:

Anonymous said...

Di Imigrasi Padang, ampunnnnnn maaaaakkkk, setelah ngantrriiiiiii dari jam 07.00 pagi sampaaaaaaiiiiiiiiiiiiiii jam 04.30 pagiiiiiii laggiiiii baru dapat foto, setelahhhhh difoto dikasih tahuuuuuuu bahwa data yang masuk dari Jakarta salah oranggggggg, tapi fotonya sammaaaaaaaa……….dan disuruh datang lagiiiii besoknya…….. (berarti ngantri lagi selam 24 jam lagi atau ngantriiiiii 48 jammmmm)…………. ya ampuuunnnnnnnnnnnnnnnnnn

adanggg

destinationheaven Indonesia said...

hebat banget.. patut di acungi jempol 4 - 4 nya atas kesabarannya mas adanggg :)