Lebaran telah tiba, Kali ini adalah pertama kalinya abah merasakan berlebaran di lingkungan kontrakan abah sekeluarga, karena lebaran tahun lalu abah melewatkannya di Atlanta Amerika serikat.
Sayang anak-anak tidak ada, mereka lagi berlibur di rumah nenek kakeknya di Ragunan, sehingga lebaran hari pertama abah lewatkan berdua saja bersama bunda.
Shalat Id abah dan bunda lakukan di Dwima Plaza, di pelataran parkirnya setiap tahunnya di sediakan untuk menunaikan shalat Id, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
Kali ini imam khotib shalat Id nya adalah ustad Haji Laode Arsyadin. Jam 645 abah dan bunda baru sampai lokasi, saat memarkirkan motor terdengar pengumuman kalau shalat akan segera di mulai, para panitia agar segera mengambil lokasi. Abah sebenarnya termasuk panitia acara, di tunjuk sebagai seksi dokumentasinya jadi abah sudah membawa kamera Canon abah. Sayang abah datangnya terlambat jadi tidak bisa foto-foto dari awal.
Jam 6:50 Shalat di mulai.
Jam 7:05 mulai khotbah oleh pak ustad, disampaikan dalam bahasa Arab. Abah langsung melakukan tugas abah, memfoto suasana shalat Id.
Sayangnya setelah abah selesai membidik beberapa foto, berjalan sedikit kesana-kemari, baru beberapa lama kemudian setelah acara selesai abah sadar kalau abah membuat kesalahan. Pertama karena memang abah masih kurang kepahamannya, dan kedua karena ingin menunaikan tugas ingin mendapat moment-moment foto yang menarik sehingga abah yang harusnya menunggu khotbah selesai baru bisa beranjak dari tempat duduknya, yang harusnya kalau di bacakan khotbah jama’ah harus duduk mendengarkan hingga selesai, abah malah sudah beredar.
Bunda sebenarnya sudah mencoba telpon dan sms abah waktu bunda melihat abah dari jauh abah sudah sibuk padahal khotib masih khotbah, sayang abah Hpnya di silent, kebiasaan abah kalau menghadiri shalat berjema’ah di masjid.
Akhirnya abah memang bisa mengambil foto sampai kira-kira 150 foto, namun sampai rumah abah jadi sangat malu. Membayangkan para jema’ah dan teman-teman memperhatikan abah yang lagi moto-moto disaat khotib menyampaikan khotbah.. dalam hati mereka pasti bilang.. ini orang tidak paham agama, ini orang dari mana sih?, ini orang kasihan banget…. Dan sebagainya…malu sekali karena abah merasa telah mambuat bunda malu juga.. punya suami kok ngga paham-paham. Membuat teman-teman juga malu, dan terutama malu sama Allah karena abah merasa Allah sedang menegur abah karena sesuatu hal, apa mungkin karena abah waktu shalat tidak khusuk, salah niat, lalu allah membuat abah lupa.. (seingat abah, waktu shalat Idul Adha tahun lalu abah tidak bikin kesalahan seperti ini..).
Ibaratnya shalat Jum’at, selesai shalat, mendengar khotbah adalah juga bagian dari shalat, jadi ma’mun harus tertib diam mendengarkan, tidak boleh berbicara atau berbuat sesuatu yang memutuskan Shalatnya).
Seandainya saat itu ada teman-teman abah yang mau mengingatkan…. Sayangnya abah di ingatkannya saat acara sudah usai, saat bertamu kerumah salah satu pemimpin masjid disitu, salah seorang ustadnya memanggil abah (dengan panggilan ‘mas wartawan’) dan didepan tamu-tamu yang lain dia menegur/menasehati abah agar lain kali jangan memoto-moto sebelum khotbah selesai… abah hanya bisa bilang iya, saya lupa… sambil beranjak keluar karena malu..
Akhirnya silaturahim jadi agak terasa hambar bagi abah tahun ini, perasa’an abah masih sedikit malu..
Apalagi ada seorang bapak-bapak, seorang haji, yang saya hampiri untuk bersalaman, dia salaman tapi matanya tidak mau melihat abah sama sekali, senyumpun tidak.
Abah paling tidak suka bersalaman dengan seorang seperti ini, dan juga sama orang yang kalau bersalaman tangannya lurus saja tangannya kayak ikan mati. Dead cold fish.
Tapi Alhamdulillah, abah tetap berusaha tegar, abah berfikir mungkin ini saatnya abah jangan lagi bersedia jadi seksi dokumentasi, masih banyak anak-anak muda pengajiannya yang semenjak demam facebook melanda pasti punya kamera dan pada mahir memotret. Abah ingin quit.
Abah juga sadar mungkin ini teguran dari Allah karena mungkin abah mulai salah niat, pargi ke masjid bukan untuk ibadah tapi sedikit disisipi ingin melakukan yang lain, sibuk dengan urusan lain, akhirnya ibadahnya kurang dan kepahamannya pun jadi sedikit, ngga nambah-nambah, padahal abah sudah terhitung lama semenjak jadi mualaf.. (3 tahun)..
Abah kini hanya bisa bilang, Insya Allah kalau umur abah sampai Ramadhan tahun depan dan bisa Shalat Id lagi, akan lebih paham lagi dan lebih baik lagi tentunya… I promise God.. Please forgive me.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment