Selingkuh

Seorang peserta pengajian mendatangi ustad untuk melakukan konsultasi.
"Saya ingin menyampaikan sesuatu bersifat pribadi," katanya setengah
berbisik. "Silahkan". "Sebenarnya saya agak malu". "Untuk sesuatu yang
benar, tak perlu malu. Jika persoalan itu saudara anggap rahasia, saya
akan menyimpannya rapat-rapat," jawab ustad meyankinkan.

"Saya bertekad ingin menjalankan aturan agama secara baik".
"Alhamdulillah, itu niat sangat mulia," sahut ustad. "Rasanya tidak ada
yang berat buat saya. Salat, puasa, zakat, dan lain-lain, kecuali satu
yang rasanya berat," kata laki-laki itu. "Cuma satu? Gampang itu". "Satu
tapi persoalan besar". "Oh seberapa besar persoalannya kalau saya boleh
tahu?" "Sebenarnya saya agak malu. Tetapi lebih baik saya kemukakan
supaya hati saya blong, tidak ada ganjalan," kata laki-laki itu. Ustad
tersenyum mendengarnya. "Saya sering main perempuan. Saya tidak yakin
bisa meninggalkan yang satu ini. Mengerjakan salat, puasa, dan lainnya, gampang buat saya, tetapi yang satu ini berat meninggalkan sama sekali.
Bagaimana hukumnya ustad? "Hukum apa?" "Hukum sikap saya tadi?" Ustad
itu mendehem. Dengan kalimat tegas ia menjawab: "Main perempuan apa pun
alasannya tetap dilarang, tetap dosa". "Tapi selalu saya lakukan suka sama
suka". "Meskipun suka sama suka," ustad tersenyum. "Padahal tidak ada
orang lain yang saya rugikan. Beda dengan mencuri, memaki, atau menghasut
yang menimbulkan kerugian orang lain".

"Dahulu ada seorang sahabat bertanya kepada nabi seperti pertanyaan itu".
"Oh, ya? Lalu apa jawab beliau?" tanya laki-laki itu tak sadar. "Sekarang pertanyaan itu saya tirukan dan kamu yang menjawab," keduanya saling
berpandangan. "Apakah dikeluargamu ada wanita, mungkin ibu atau anakmu?"
tanya ustad menirukan pertanyaan nabi. "Ada; anak, istri, dan ibu saya
adalah wanita". "Bagaimana perasaanmu jika ada pria meniduri ibumu atau
anak gadismu?" "saya pasti sakit hati". "Kalau itu dilakukan suka sama
suka?"

Laki-laki itu terdiam. Ia tahu arah pertanyaan nabi yang ditirukan kembali
oleh ustad. Bahwa main perempuan yang ia lakukan dengan dalih suka sama
suka dan tidak ada pihak lain yang disakiti, ternyata menyakiti banyak orang.

Perbuatan dosa selalu menimbulkan kerugian. Perbuatan yang tampak saling
menyenangkan ternyata ada orang lain yang dirugikan. Ketika seorang
laki-laki berselingkuh sesungguhnya ia telah melakukan kerugian bagi pihak
lain. Istri, anak, dan keluarganya terluka hatinya. Begitu pula keluarga
dari perempuan yang dikencaninya. Hari-hari ini dunia sedang disuguhi
lakon selingkuh dari Presiden Clinton yang menggemparkan. Tentu Clinton
dan Monicamelakukan dengan suka sama suka dan saling memberi kesenangan
yang menghanyutkan. Tetapi ada orang-orang yang hatinya tersayat-sayat
amat pedih. Yaitu anak dan istrinya, Hillary, yang merasa dikhianati.
Karena itu, pikiran yang menganggap perbuatan selingkuh tidak merugikan siapa-siapa jelas merupakan logika yang salah. Itulah salah satu sifat
buruk manusia yang berusaha mencari alasan pembenaran atas pelanggaran yang
dilakukan . Terutama pada soal pelanggaran seksual. Kadang orang
menyatakan main perempuan jika dilakukan hanya sekali-sekali, bukan menjadi kebiasaan, dan itu sifatnya hanya iseng, maka termasuk kesalahan yang bisa
ditoleransi. Mereka hanya mencari selingan untuk menghilangkan kejenuhan.
Yang penting keluarganya tidak tahu. Alasan lain yang sering dikemukakan,
orang akan jenuh jika terus-menerus makan rawon dan soto tanpa ganti menu
lain. Orang akan jenuh jika terus menerus memakai baju yang itu-itu saja.
Masih banyak alasan yang dikemukakan untuk mengurangi rasa bersalah akibat
selingkuhnya. Tetapi dalam pandanga agama, perzinaan termasuk dosa besar,
baik dilakukan karena senang sama senang atau karena motif lain seperti mencari imbalan materi.

Bagaimana kita harus menghindarkan diri dari perbuatan dosa besar ini?
Larangan Al Quran tentang zina bukan dengan kalimat: "jangan kamu lakukan zina", melainkan kalimat yang dipilih berbunyi: "jangan kamu mendekati zina".

Bukan berarti dilarang mendekati tapi boleh melakukan. Kalimat Al Quran
itu justru menegaskan larangan yang sungguh-sungguh tentang zina. Begitu besarnya larangan berbuat zina, sampai-sampai mendekati saja dilarang.

Sama halnya larangan berada di dekat pusat listrik. Karena bahaya yang besar, mendekat saja dilarang apalagi memegang kabel listriknya. Maka cara paling tepat untuk menghindari perbuatan zina ialah jangan mendekati jalan
yang bisa mengarah pada perbuatan zina. Tentang larangan zina, Al Quran menegaskan : "Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina, sungguh zina itu perbuatan keji dan jalan yang buruk". (QS Al-Isra(17):32) Perbuatan zina
itu mengandung serentetan perilaku keji . Zinanya sendiri
sudah keji. Lalu tidak sejalan dengan harga diri dan tidak menghargai
orang lain. Juga membuka jalan ke arah berbagai kejahatan seperti merusak
dasar keluarga, berlawanan dengan kepentingan bayi, menimbulkan permusuhan,
dan masih banyak lagi.

Cara menghindari zina ialah dengan menjauhkan diri dari semua tindakan yang
bisa mendorong berbuat zina. Sebelum orang berselingkuh, terlebih dahulu terjadi proses "pemanasan" dan saling penjajagan.
Jika pada tahap ini orang segera menghentikan, maka dia akan selamat dari
zina. Tetapi jika dia menuruti atau malah membiarkan diri hanyut dalam
proses tersebut, maka melakukan zina tinggal menunggu waktu saja.
Jadi setiap orang dapat menghindarkan diri dari selingkuh, dan
penyelewengan seksual asal ada niat yang sungguh-sungguh. Bagaimana jika "strum listriknya" besar? Bagaimana cara menahannya agar tidak zina?

Mudah! Kita dianjurkan berpuasa. Dengan berpuasa setrum listrik itu akan menyusut dan kembali normal.
Nara sumber : Nur Cholis Huda, dalam artikel harian Jawa Pos tahun 90'an

Hukuman Rajam Bagi Pelaku Zina Di Iran & Spesifikasi Batu Yang Dibenarkan