Ridho Allah vs ridho manusia

Di bawah ini adalah tiga kisah dari tiga orang yang menjalani situasi dan
keadaan yang mirip. Sebutlah nama ketiga orang itu dengan Fulan1, Fulan2,
dan Fulan3. Ketiga Fulan akan menjalani keadaan awal yang disekelilingnya
adalah orang-orang baik, tetapi kemudian keadaan berpindah menjadi
dikelilingi orang-orang kurang baik. Berikut kisahnya:

*Kisah Fulan1*

Fulan1 adalah sosok demokratis tulen, selalu pandai bermusyawarah dan
mengutamakan suara terbanyak. Dia dikelilingi oleh orang-orang baik,
dilingkungan yang baik. Ketika waktu sholat, dia ikut berjamaah. Ketika
masuk bulan Ramadhan, dia ikut berpuasa. Ketika ada majelis ilmu/ta'lim, dia
ikut berkumpul. Kepandaian Fulan1 dalam berinteraksi dengan kawan-kawannya
membuat dia disukai oleh siapapun. Ketika mereka mendapat masalah selalu
dipecahkan bersama-sama, dan suara terbanyak adalah keputusan yg sangat
dijunjungnya.

Setelah serentang masa terlalui, pindahlah Fulan1 dalam situasi keadaan yang
lain. Dia dikelilingi oleh orang-orang yang sangat giat bekerja. Prestasi
adalah budaya sehari-hari, sukses adalah tujuan bersama kedepan, tim yang
solid adalah gerak kekuatan. Dalam situasi ini Fulan1 mengalami kejayaan
dunia. Goal demi goal tercapai bersama kawan-kawannya. Tetapi sayang, mereka
mengesampingkan waktu-waktu khusus untuk Allah. Sholat adalah setelah makan
siang dan meeting, dan tim yang solid selalu lebih utama. Fulan1 yang
demokratis tentu mengikuti suara terbanyak, persatuan tim lebih penting, dan
jangan sampai rusak hanya karena waktu sholat.

Serentang masa terlalui kembali, pindahlah Fulan1 dalam situasi keadaan lain
lagi. Kesuksesan telah tercapai, gemilang prestasi menghias bagai
bintang-bintang. Tim solid membuat ikatan kebersamaan menjadi kekuatan
penggerak. Menyalahi aturan bersama adalah tabu, apalagi menentangnya.
Keberhasilan yang diraih membuat mereka hidup dalam hegemoni duniawi.
Apartemen mewah, mobil mewah, rekening bank yang penuh, wanita cantik.
Tetapi ada yang hilang dari diri Fulan1, dia tidak lagi sholat, tidak
berpuasa, tidak berzakat. Semua karena Fulan1 selalu berkompromi dengan
kawan-kawannya, dan suara terbanyak selalu menjadi pemenang.

*Kisah Fulan2*

Fulan2 adalah sosok yang teguh pendirian, bila telah tertanam sesuatu dalam
pikirannya maka dia akan membela sekuat-kuatnya. Dia dikelilingi oleh
orang-orang baik, dilingkungan yang baik. Ketika waktu sholat, dia ikut
berjamaah bahkan menjadi imam. Ketika masuk bulan Ramadhan, dia ikut
berpuasa. Ketika ada majelis ilmu/ta'lim, dia ikut berkumpul. Keteguhan
pendirian Fulan2 membuat kawan-kawannya segan untuk beradu pendapat. Bila
ada sesuatu yang dia belum tahu maka dia sangat bersemangat untuk
menggalinya, dan bila ada sesuatu yang bertentangan dengannya maka dia
paling vokal dalam bersuara.

Setelah serentang masa terlalui, pindahlah Fulan2 dalam situasi keadaan yang
lain. Dia dikelilingi oleh orang-orang yang giat bekerja. Prestasi adalah
budaya sehari-hari, sukses adalah tujuan bersama masa depan, tim yang solid
adalah gerak kekuatan. Dalam situasi ini Fulan2 mengalami kegamangan. Disatu
pihak baginya kesuksesan adalah hal penting untuk diraih, dan disatu pihak
Fulan2 tidak rela mengorbankan waktu-waktu khusus untuk Allah. Fulan2 yang
tangguh mencoba menjalani keduanya dengan baik, penyeimbangan antara duniawi
dan ukhrowi dilakoninya. Tetapi ada keretakan dalam tim, ketika timnya
membutuhkan dia di suatu saat penting Fulan2 ternyata sedang sholat, ketika
timnya sedang meeting makan siang disuatu tempat untuk meloby urusan bisnis
Fulan2 ternyata sedang puasa. Terjadilah tumbukan-tumbukan antara Fulan2
dengan timnya.

Serentang masa terlalui kembali, pindahlah Fulan2 dalam situasi keadaan lain
lagi. Fulan2 mencoba bertahan dalam karirnya yang tidak begitu bagus.
Keyakinannya bahwa duniawi dan ukhrowi bisa berjalan bersamaan, membuatnya
terus berusaha walau sering terjadi gamang dan galau. Kekuatan dari
keteguhannya membuat Fulan2 bertambah kuat dalam menjalani kehidupan. Walau
sering terbentur oleh rintangan, Fulan2 tetap superior bagi dirinya. Fulan2
adalah sosok hebat yang mampu membawa beban-beban berat bersamaan. Bahkan
terlalu hebat untuk ditaklukan.

*Kisah Fulan3*

Fulan3 adalah sosok rendah hati dan rendah diri yang tidak ingin terlihat
mencolok. Walau Fulan3 tahu bahwa kehebatannya melebihi banyak orang, tetapi
dia tidak ingin memperlihatkannya. Dia dikelilingi oleh orang-orang baik,
dilingkungan yang baik. Ketika waktu sholat, dia ikut berjamaah dan
terkadang ditunjuk menjadi imam. Ketika masuk bulan Ramadhan, dia ikut
berpuasa. Ketika ada majelis ilmu/ta'lim, dia ikut berkumpul. Kerendahan
hati dan dirinya membuat Fulan3 tidak terlalu terkenal diantara
kawan-kawannya. Bila ada kebaikan maka dia akan mendukungnya secara
diam-diam. Bila ada keburukan maka dia akan menolaknya dengan tegas, tetapi
tanpa perlu diketahui bahwa dirinyalah yang berbuat. Seluruh amalannya
selalu berniatkan untuk mencapai ridho Allah, bukan dengan alasan selainnya.

Setelah serentang masa terlalui, pindahlah Fulan3 dalam situasi keadaan yang
lain. Dia dikelilingi oleh orang-orang yang giat bekerja. Prestasi adalah
budaya sehari-hari, sukses adalah tujuan bersama masa depan, tim yang solid
adalah gerak kekuatan. Dalam situasi ini Fulan3 memilih untuk mengerjakan
apa yang dia mampu dan meninggalkan apa yang tidak. Fulan3 tidak ikut dalam
hal-hal penting dalam tim kerja, karena baginya semua itu hanyalah hal-hal
semu yang tidak penting. Bagi Fulan3 ridho Allah jauh lebih penting dari
segalanya. Ketika orang-orang sibuk bekerja, Fulan3 selalu ada dalam jamaah
sholat yang pertama. Ketika orang-orang menikmati hidangan nikmat di tempat
mewah, Fulan3 sedang menikmati keikhlasan sabar saat berpuasa.

Serentang masa terlalui kembali, pindahlah Fulan3 dalam situasi keadaan lain
lagi. Fulan3 makin mantap dengan kualitas diri, dalam segala keadaan dia
mampu mengetahui dimana posisinya dan kemana harus melangkah. Kawan-kawannya
telah menjadi orang-orang sukses, yang keadaannya berbeda dengan Fulan3 yang
hanya hidup sederhana tapi mencukupi. Fulan3 masih Fulan3 yang dahulu orang
sederhana yang hanya mengharap ridho Allah. Dia tetap bertahan dengan
pendiriannya walau selalu diejek, bahkan dicemooh. Amalan pribadinya
diikhlaskan tanpa mengharap balasan pahala atau diketahui orang-orang. "Amar
ma'ruf nahi munkar" tetap dijalani, dan selalu menyembunyikan jati dirinya
agar tidak sombong ketika bertemu orang-orang. Dan dalam mengarungi
kehidupan, Fulan3 mendapat jalan-jalan kemudahan yang dibukakan oleh Allah,
karena Fulan3 hanya bergantung pada Allah, baginya, bila bukan Allah yang
menolong maka tidak akan ada seorang manusiapun yang akan menolongnya.
Segala urusan dan amalan selalu dikembalikan kepada Allah oleh Fulan3.

*Penutup*

Silahkan menarik kesimpulan dari tiga kisah di atas. Seorang yang hanya
mengharap ridho Allah biasanya akan mendapat tentangan dari manusia lain,
karena mengecilkan dari ridho manusia. Tetapi Allah akan mencukupi segala
kebutuhannya, karena bila bukan Allah maka siapa lagi?

No comments: