Apartemen lantai 69

Ada satu keluarga yang mengontrak rumah dan akhirnya membeli sebuah
apartemen di lantai 60. Apartemen itu memakan waktu sangat lama dalam
pembuatannya. Kemudian, tibalah hari yang dinanti. Apartemen dambaan telah
jadi dan selesai dengan baik. Dengan semangat dan antusias mereka membawa
banyak barang-barang untuk mengisi apartemen mereka.
Mereka membawa surat kabar, pakaian, mainan, makanan, kompor, lemari
pakaian, tempat tidur, peralatan makan, televisi, alat musik, sabun,
teropong, dan banyak sekali barang lain. "Nanti di atas, kita bisa nonton
tv, main video game, masak terus makan masakan buatan sendiri, bisa
bersantai sambil mendengarkan musik, bisa meneropong jauh, bersantai, mandi
dulu, pokoknya enak deh..." demikian pikir mereka.
Sesampainya mereka di sana, mereka menemui developer. Ternyata, apartemen
itu baru setengah jadi dan lift belum terpasang. Mereka sangat kecewa
dibuatnya. Mereka ingin pulang ke rumah lama mereka, tapi kontrak mereka
sudah habis. Dengan sangat terpaksa, mereka harus tetap naik ke atas sana
dan tinggal di dalamnya menggunakan tangga darurat. Mereka naik membawa
semua barang mereka menggunakan tangga darurat. tangga demi tangga dilalui,
mereka terus maju dengan semangat membara.
Sesampainya mereka di lantai 25 mereka kelelahan, mereka makan dan minum
dengan lahapnya. Lalu mereka melihat barang-barang mereka, semuanya utuh.
Timbul sebuah pikiran untuk mengurangi barang bawaan mereka. Lalu mereka
memutuskan untuk meninggalkan meja telepon dengan teleponnya. "Toh di atas
kita tidak perlu telepon atau pesan apa-apa," demikian menurut mereka.
Di lantai 30 mereka tinggalkan baju, mainan dan lemari pakaian mereka. "Toh
kita masih memakai baju." Lalu mereka terus melaju ke lantai 35, mereka
masih mengeluh dan memutuskan untuk meninggalkan barang mereka lagi yaitu
televisi dan radio serta compo. "Soalnya kita tidak perlu nonton tv, toh
acara dan lagu-lagu yang kita punya itu-itu saja."
Teruslah mereka melaju sampai lantai 45, rasanya masih berat dan tidak
menyenangkan. Maka mereka tinggalkan kompor dan bahan makanan yang mereka
bawa. "Toh tadi masih kenyang makan banyak." Lalu, di lantai 55 teropong
dengan tripod yang sangat besar mereka tinggalkan begitu saja. "Toh di atas
mau lihat apa, belum jadi semua tower yang lain."
Sesampainya di lantai 60, mereka masuk dan menyadari yang mereka miliki
hanya sebuah kasur. Tidak ada jalan lain, mereka hanya ingin tidur karena
tidak ada pilihan lain.


And so.... what's the point?

Mungkin Anda bingung kenapa perumpamaan ini sangat panjang Perjalanan itu
melambangkan kehidupan. Tiap lantai yang ada, melambangkan umur.


Dan Anda adalah keluarga tersebut. Barang-barang tersebut adalah mimpi
Anda, barang-barang tersebut adalah perlambang tindakan Anda.


Di umur 25 Anda mulai bekerja dan memutuskan untuk fokus pada pekerjaan
Anda, tanpa sadar Anda telah mengeliminasi banyak sahabat potensial.

Di umur 30 Anda sudah tidak memperhatikan penampilan dan melupakan hobi
Anda akibat sulitnya bersaing.

Di umur 35 Anda mulai melupakan kesenangan yang Anda dambakan di hari tua
akibat kenyataan bahwa tabungan Anda tidak mencukupi.

Di umur 45 Anda berhenti makan makanan yang Anda sukai akibat terlalu
banyak mengkonsumsi makanan di usia 25 yang mulai berdampak buruk di usia
ini.

Di umur 55 Anda benar-benar melupakan keinginan menikmati hari tua dengan
memandang indahnya hidup dengan menikmati apa yang Anda lewati, Anda mulai
kuatir dengan masa depan anak Anda.

Di umur 60, Anda menyesal tidak banyak yang Anda dapat akibat tidak ada
mimpi yang direalisasikan. Anda hanya ingin cepat tidur selamanya, karena
Anda sudah tidak bisa lagi makan makanan enak, Anda tidak memiliki
achievement yang bisa dibanggakan, Anda tidak punya siapapun yang menjadi
sahabat Anda, Anda tidak bisa menikmati hobi Anda di masa muda, kesehatan
badan mengkuatirkan.


Hidup cuma datang sekali. Jadi pastikan, Anda akan berjuang untuk mencapai
mimpi-mimpi Anda! Jangan lepaskan, tapi usahakan. Jangan sampai kita
kehabisan pilihan dalam menjalani hidup.

1 comment:

harga jual motor honda beat said...

Muslim sudah diberitahu Allah SWT bahwa
hidup adalah untuk beribadah
titik
bukan untuk dunia